Jika kita ingin mendifusikan inovasi tentang perlunya jamban
bagi kesehatan pada masyarakat yang tidak terbiasa menggunakan jamban. Berikan
contohnya dan bagaimana strateginya?
Menurut saya dengan cara komunikator membangun terlebih dahulu sarana dan parsarana satu
atau beberapa jamban dilingkungan masyarakat setempat. Umumnya masyarakat akan
lebih mudah menangkap penjelasan dengan adanya contoh yang nyata. Komunikator
juga diharapkan menguasai tentang sanitasi sehingga dapat memberikan himbauan,
penyuluhan dan pembinaan kepada komunikan khususnya masyarakat setempat secara
tepat.
Pesan yang disampaikan
tentang pentingnya jamban karena dampak dari kotoran yang dibuang disembarang
tempat dapat mengundang bibit penyakit. Misalnya pada saat seekor lalat hinggap
dikotoran kemudian lalat tersebut hinggap dimakanan maka bibit penyakit akan
menular seperti penyakit diare. Penyakit diare merupakan penyakit yang sering
terjadi pada lingkungan yang kurang bersih. Pada tahap ini komunikator mungkin
tidak akan langsung mendapatkan feedback dari komunikan kecuali pada saat yang
bersamaan memang sedang terjangkit penyakit. Selain itu juga diberikan
penyuluhan tentang konsep jamban yang sehat seperti lubang septik tank yang
tertutup serta jarak pembuatan septi tank dengan lubang sumur sekitar 10 meter
karena dikhawatirkan resapan air yang menyatu jika jaraknya terlalu dekat.
Oleh sebab itu dibutuhkan saluran, dalam upaya terus menghimbau komunikan atau masyarakat
setempat seperti memasang spanduk-spanduk dilingkungan sekitar maupun
mengadakan penyuluhan dibalai-balai desa. Masyarakat yang belum menggunakan
jamban tentunya berada diwilayah yang agak terpencil sehingga kemungkinan besar
media-media komunikasi belum menjangkau wilayah tesebut. Penyuluhan yang
disertai pendekatan kepada pimpinan lingkungan dirasa sebagai saluran yang
tepat. Misalnya penyuluhan yang disertai kepala desa. Masyarakat akan lebih
cepat menerima agen perubahannya merupakan orang dalam atau orang terdekat.
Serta lebih mengerti norma-norma yang berlaku ditengah komunikan.
Setelah semua himbauan atau penyuluhan dilakukan
secara rutin maka afeknya terjadi pada
perubahan pola berfikir komunikan yang disertai perubahan sikap. Pada tahap ini
komunikan bersedia mengadopsi difusi inovasi yang diberikan. Dengan diterimanya
difusi inovasi tentunya komunikan atau masyarakat dapat lebih menjaga kesehatannya.
Difusi inovasi bukanlah hal instan yang dapat
dilakukan dengan mudah karena pada prosesnya dibutuhkan waktu yang relative lama
serta teknik yang matang agar komunikan perlahan tapi pasti mau menerima serta
mengadopsinya.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Diare
No comments:
Post a Comment