PERENCANAAN
PROGRAM KOMUNIKASI (SKOM 4206)
PERENCANAAN
PESAN ( Ringkasan Modul 4)
Kegiatan
Belajar. 1 FUNGSI PESAN DALAM PROGRAM
KOMUNIKASI
Tujuan perencanaan membuat Program
Perencanaan Komunikasi (PPK) adalah agar keinginan program dapat mempengaruhi khalayak
sasaran tercapai sesuai rencana efek. Pertama Program Komunikasi harus
diketahui oleh khalayak sehingga diperlukan nama agar mudah untuk mengingatnya.
Selanjutnya mudah dipahami sehingga diperlukan pendekatan komunikasi untuk
mendapatkan karakteristik pesan yang baik.
Pesan dalam PPK memiliki dua fungsi
yang saling berkaitan, yaitu
1. Fungsi
ke dalam, pesan berfungsi memberi
nama, label, merek, “ideology” dan cirri khas lainnya. Contoh program kampanye
rokok yang berjudul “ sehat tanpa rokok “.
2. Fungsi
ke luar, fungsi ini juga berkaitan
dengan positioning. Kepada khalayak pesan berfungsi untuk memperkenalkan dan
menghubungkan pemilik/ perencana komunikasi dengan khalayak.
Menurut Sven
Windhl, Benno H.Signitzer dan Jean T. Olson dilihat dari kepentingan
pengirimannya, sebuah pesan yang dikirm oleh komunikator memiliki beberapa
fungsi antara lain :
1. Fungsi Sosial.
Dikomunikasi massa fungsi ini popular disebut berita. Dalam perencanaan
komunikasi fungsi ini dipresentasikan melalui berbagai bentuk penyampaian pesan
seperti melalui leaflet dan pertemuan dengan tujuan membentuk rasa kebersamaan
antara komunikator dengan khalayak sehingga terdapat kesamaan persepsi
2. Fungsi Ekspresi. Dalam
perencanaan komunikasi fungsi ini dilihat dari tujuan pembuatan pesan, apakah
untuk menjelaskan atau mempengaruhi. Jika bertujuan menjelaskan, isi pesan
bersifat menjabrakan seluk beluk Perencanaan Komunikasi. Kalau bertujuan
mempengaruhi maka bersifat persuasif atau meyakinkan.
3. Fungsi Kontrol.
Bertujuan mempengaruhi tingkah laku dan pemikiran orang sesuai dengan cara yang
kita inginkan. Umumnya banyak digunakan dalam kampanye komunikasi, baik
Komunikasi Pemasaran (KP) maupun Komunikasi Pemasaran Sosial (KPS).
4. Fungsi Informasi.
Melalui fungsi ini komunikator bermaksud mengirimkan sebanyak mungkin apa yang
dapat diketahui oleh khalayak sehingga mereka dapat mengambil keputusan secara
lebih baik.
Dalam
perencanaan komunikasi, sebuah pesan bisa saja memenuhi beberapa fungsi
sekaligus. Menurut Sven Windhal dll (1992: 137-141) ada tiga aspek lain tentang
fungsi pesan untuk perencanaan komunikasi, antara lain :
Pertama,
fungsi
pesan sebagai tempat pertemuan antara komunikator dan khalayak ( Nerman, 1973).
Nerman mengatakan bahwa komunikator dapat menggunakan pesan atau isi media untuk
menemui audiensnya (panggung/stage). Media massa dapat menjadi sebuah tindakan
untuk mengundang khalayak untuk berbagi realitas. Semakin besar usaha tersebut,
semakin besar kecendrungan audiens menerima
pesan tersebut.
Kedua,
mengenai
posisi komunikator, objek dan penerima dalam proses pengiriman pesan. Menurut
Nerman, adakalanya komunikator mensejajarkan
diri dengan penerima sedangkan objek yang dibicarakan dalam posisi yang lebih
tinggi. Konsekuensi dari positioning seperti ini khalayak menjadi berjarak
dengan PK sebagai objek yang dibicarakan sehingga fungsi informasi tidak sampai
mencapai fungsi kontrol. Komunikator juga bisa sebagai penengah, misalnya dalam program kesehatan. Dalam posisi seperti
ini bukan hanya fungsi informasi yang terjadi tetapi juga fungsi sosial, fungsi
ekspresi dan fungsi kontrol. Posisi lainnya, komunikator sejajar dengan
penerima dimana objek dibicarakan. Dalam dunia media massa hal ini sering
terjadi dalam liputan kelompok minoritas atau kriminal. Konsekuensi dari
positioning ini terjadinya jarak tertentu antara khalayak dan objek.
Ketiga,
dalam
penyusunan pesan itu sendiri akan berhasil jika mengikuti sejumlah
karakteristik pesan, menurut Sven Windahl yang dijabarkan Roeh dan Ashley,
yaitu
1. Contoh
yang konkret. Misalnya ditampilakn contoh kasus orang yang menjadi korban
narkoba.
2. Intertekstualitas.
Dalam memahami suatu cerita tidak dapat lepas dari cerita sebelumnya.
3. Memiliki
makna permukaan dan makna kedalaman ( a
surface and a deep meaning ). Sebuah makna bisa memiliki makna yang tampak
dan makna tersembunyi ( latent and manifest meaning ).
4. Bentuk
cerita ( type of stories ). Hard news (berita langsung dan terikat waktu dalam
melaporkan suatu peristiwa) dan soft news (cerita tentang suatu realitas yang
tidak terlalu terikat waktu dan kecepatan berita).
5. Faktor
kesamaan dan hubungan antara kejadian, pengalaman, dan objek yang kelihatannya
tidak memiliki banyak kesamaan.
Sumber :
Modul UT SKOM 4206
s
Sangat membantu
ReplyDelete