Kegiatan Belajar 2 PENDEKATAN-PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN
PESAN UNTUK PROGRAM KOMUNIKASI
Dalam
konteks ini dikenal dua rencana-tujuan PPK yaitu, sasaran akhir ( terminal objectives ) dan hasil kampanye
( campaign results ). Sasaran akhir
kampanye boleh jadi adalah terjadinya partisipasi public dalam sebuah program
komunikasi ( mencapai efek psikomotorik ). Sedangkan hasil kmapanye berbentuk
jumlah orang yang terlibat dalam partisipasi public tersebut.
Perencanaan
pesan dalam PPK, mulai dari penanaman, labeling atau branding hingga pemilihan
pendekatan pesan tidak boleh lepas dari kedua tujuan ini dan harus bersifat
fungsional terhadap tujuan kampanye.
Dalam
dunia komunikasi pemasaran dan perencanaan komunikasi dikenal berbagai dimensi
dan pendekatan perumusan pesan, baik yang menyangkut labeling/branding maupun
dengan bentuk dan penyajian pesan. Tom Duncan (2002: 38-77) menunjukkan bahwa
merek lebih dari sekedar produk. Merek membuat produk (program) kita dekat
dengan khalayak : menimbulkan loyalitas khalayak terhadap produk.
Berdasarkan
isinya (Ferguson, 1999: 162-167) perumusan pesan sebuah program kampanye
mempertimbagkan hal berikut :
1.
Materi
Pendukung
Contoh,
ilustrasi dan riwayat sebuah kasus memiliki pengaruh yang lebih besar ketimbang
angka statistic dan ringkasan data.
2.
Argumentasi
Satu Sisi vs Dua Sisi
Pesan
yang menyajikan isi pesan dari kedua belah sisi lebih efektif dalam rangka
penerimaannya didepan khalayak.
3.
Kesimpulan
Eksplisit vs Implisit
Kadang
seorang komunikator membuat kesimpulan dan rekomendasi yang terang-terangan
(eksplisit). Terutama dalam situasi menciptakan rasa takut, sebaiknya bersifat
spesifik artinya perumusan pesan sudah bersifat mengarahkan (leading). Kaitan
ini dipertimbangkan daya nalar dan pendidikan; pengenalan dan keterlibatan
khalayak; topik; tingkat kepercayaan diri.
Untuk
target sasaran yang terdidik dan berpengalaman dalam program kampanye,
sebaiknya dipergunakan pendekatan yang tidak langsung (implisit).
4.
Isi
Visual dan Hidup
Pesan
yang mengandung unsur visual cendrung lebih persuasif. Semakin besar dan
konkret gambar (visual) semakin positif tanggapan khalayak.
Visualsasi
yang hidup (vivid) sering kali memberi pengaruh kuat dari pada gambar yang
pucat (pallid).
5.
Isi
Positif vs Isi Negatif
Iklan
komersial cendrung memakai pesan dengan isi yang positif. Tetapi iklan politik
yang negatif lebih informatif dan kredibel dari pada iklan yang positif. Iklan
politik yang negative memberikan informasi yang akurat dan substantive tentang
kualitas, posisi dan penampilan tokoh politik. Tetapi para pengkritik
menyatakan iklan yang negatif dapat menimbulkan boomerang terhadap pemakainya.
6.
Pendekatan
Emosional vs Pendekatan Rasional
Jika
orang hanya memikirkan satu topic maka pendekatan emosional akan lebih
efektif pesan emosional lazimnya dipakai
dalam iklan yang menawarkan gaya hidup.
Perumusan
pesan dengan pendekatan rasional biasanya didukung oleh fakta dan data sehingga
bersifat mendidik target sasaran. Kampanye difusi-inovasi cendrung menggunakan
pendekatan rasional ini.
7.
Pendekatan
Menakut-nakuti
Misalnya
kampanye tentang bahaya narkoba. Pendekatan menakuti yang berlebihan (strong
fear appeals) dapat membuat khalayak menolak jadi hendaknya sedang (mild or
intermediate fear appeals) dalam batas yang masuk akal (rasional). Umumnya
lebih efektif untuk mencapai tujuan jangka pendek.
8.
Pendekatan
Kelompok Acuan
Misalnya,
jika akan kampanye ke kalangan ibu-ibu tentang pentingnya olah raga, maka kita
gunakan seorang pesenam wanita sebagai rujukan.
9.
Kreatifitas
dan Humor
Pendekatan
ini lebih baik dipakai untuk kampanye produk komersial daripada untuk sebuah
program.
10. Pendekatan Hard Sell ( pendekatan
low involment ) vs Soft Sell ( High involment )
Bahwa
pengemasan pesan bisa memakai pendekatan yang langsung menjual (hard sell).
Penjualan langsung adalah jenis komunikasi pemasaran yang mengajak secara
terbuka. Pendekatan ini dipakai oleh iklan barang konsumsi (consumer good)
seperti iklan obat, makanan, minuman dll.
Soft
sell adalah penjualan tidak langsung yang bersifat membangun image sebuah
program. Misalnya iklan mobil dan pakaian mewah.
Berdasarkan
pengorganisasinya, Ferguson menyarankan beberapa langkah dalam menyusun pesan
yang bersifat persuasif.
1.
Urutan
Informasi
·
Memberi perhatian terhadap program yang
ditawarkan
·
Merasa butuh atas program
·
Mendapat solusi yang memuaskan
·
Memiliki gambaran yang akan menimpanya
·
Menyediakan tahapan tindakan yang
dilakukan khalayak atas program.
2.
Efek
Awal vs Efek Akhir
Sekalipun
umumnya terdapat campuran diantara keduanya namun pengorganisasian pesan yang
tidak memiliki karakteristik yang jelas sebaiknya diefek awal. Sedangkan efek
akhir umumnya dipakai ketika membicarakan masalah yang kurang menarik.
3.
Pengaturan
Argumentasi Klimaks vs Antiklimaks
Penyusunan
pesan memperhatikan tingkat kekuatan argument. Pada Klimaks. Argumentasi
dimulai dari yang paling lemah diawal pembicaraan dan argumentasi yang plaing
kuat diakhir persuasi. Sedangkan Antiklimaks sebaliknya.
4.
Pengaturan
Penggunaan Simbol Verbal maupun Non-Verbal
Simbol
verbal dengan kata-kata, sedangkan non verbal cendrung menggunakan gambar dll.
Penyusunan kata menurut urutan tertentu akan menghasilkan efek tertentu dalam
benak khalayak.
5.
Deskriptif,
Naratif, Eksposisi
·
Deskriptif, penyusunan pesan
menggambarkan dengan kata-kata dibnatu gambar, ilustrasi dll.
·
Naratif, menceritakan- lazimnya ada tokoh
didalam cerita
·
Eksposisi, usaha menyingkapkan sesuatu
yang tertutup/ tersembunyi melalui penyajian argumentasi dan materi pendukung.
Sumber
:
Modul
UT SKOM 4206
No comments:
Post a Comment