Kegiatan Belajar 3 STRATEGI PENYUSUNAN PESAN UNTUK PPK
Pesan dalam PPK berfungsi secara kognitif, afektif
dan psikomotorik antara keinginan pemilik/ perencana program dan sikap target
sasaran ( Kegiatan Belajar 1 ). Terdapat sejumlah pilihan pendekatan yang dapat
digunakan untuk mewujudkan rencana. Program tersebut ( Kegiatan Belajar 2 ).
Dalam kegiatan Belajar 3 ini, memasuki langkah-langkah yang teknis dalam rangka
merumuskan pesan. Sehubungan dengan hal ini kita bagi dalam tiga bagian utama
yaitu :
1. Strategi
Merek atau nama produk/ program guna membangun positioning.
2. Strategi
Wacana untuk perumusan pesan yang bersifat paparan/ uraian.
3. Strategi
Visual sehubungan dengan penampilan pesan didepan target sasaran.
A.
STRATEGI
MEREK (BRANDING STRATEGY)
Nama, label,
atau merek (brand) sangat penting untuk sebuah program/produk. Merek memiliki
fungsi kedalam (menunjukkan karakteristik tertentu sebuah program/ produk).
Sekaligus fungsi ke luar (membuat sebuah program/ produk diketahui oleh
khalayak). Merek juga melindungi pemilik program/ produsen dari saingannya.
Dengan demikian merek bersifat mengubah (mentranformasikan) sebuah produk
kedalam sesuatu yang lebih besar dari produk sendiri.
Harus kreatif
mencerna nama/ merek untuk program/ produk, langkah-langkahnya sebagai berikut
:
1. Pilihlah
nama dan symbol yang mewakili produk dan lembaga kita.
Beberapa
cara dalam memilih nama untuk merek :
a. Nama
yang menggambarkan keuntungan program.
b. Merek
yang membangun hubungan (asosiasi) tertentu antara program dan sesuatu yang
diinginkan.Memakai merek ynag khas (distinct).
c. Memakai
kata-kata yang ‘nyentrik’, sehingga menimbulkan perhatian dari khalayak
(high-arousal cue words).
2. Menciptakan
kesadaran dan identitas merek.
3. Membangun
positioning merek.
4. Menciptakan
citra merek.
5. Membnagun
kepercayaan.
B.
STRATEGI
WACANA (DISCOURSE STRATEGY)
Membuat pesan
intinya adalah membangun system makna. Agar makna yang muncul dibenak khalayak
sesuai dengan harapan, salah satunya dengan strategi wacana.
Yang dimaksud
dengan strategi wacana adalah usaha mendayagunakan lambang-lambang bahasa untuk
menciptakan makna tertentu untuk mewujudkan kepentingan tertentu.
Wacana, sebagai
hasil dari strategi wacana, bisa berbentuk text
(wacana tertulis), dan berupa talk
(wacana terucap). Dari segi wujudnya, wacana bisa berupa cerita, berita, iklan,
lagu, puisi dll.
Untuk
kepentingan yang lebih praktis, strategi pengemasan (framing strategy) pesan sangat relevan untuk dipakai dalam
pembuatan wacana. Dengan strategi framing, pesan dikemas sehingga dihasilkan
sebuah wacana (discourse).
Banyak versi
framing yang dikemukan oleh para ahli. Terutama pesan dalam bentuk paparan, ada
dua jenis framing yaitu dari Gamson dan Modigliani (1998) dan Robert Etman
(1991).
1.
Model
Framing Gamson dan Modigliani
Menurut
Gamson dan Modigliani dalam setiap pengemasan wacana itu terdapat sebuah
struktur internalnya sendiri dengan sebuah gagasan inti (a central organizing ide) atau sebuah frame tertentu. Struktur internal terdiri dari dua komponen yaitu
a. Pilihan
frame ( faming device )
·
Metaphors ( ungkapan-ungkapan khas )
·
Exemplars ( kejadian dimasa lalu sebagai
contoh )
·
Catchphrases ( semboyan )
·
Depictions ( penggambaran )
·
Visual image ( citra visual )
b. Penalaran
( reasoning device )
·
Roots ( analisis sebab-akibat )
·
Consequences ( akibat khusus yang
ditimbulkan )
·
Appeals to principals ( seperangkat
klaim moral )
Contohnya
pada tema/judul/merek (frame),
“Pembinaan Karir Sejak Dini, Maka Akan Sukses Dikemudian hari”
Framing
Devices
· Metaphors, Mahasiswa adalah SDM yang sangat
potensial.
· Exemplars,
Banyak mahasiswa yang semasa kuliahnya aktif mengikuti perkembangan dunia
karir, setelah lulus ia sukses dalam bidang kerjanya.
· Catchprases,
Mahasiswa itu encer otaknya
· Depictions,
karena otaknya encer, informasi yang diterimanya mudah diolah untuk kepentingan
dirinya.
· Visual
images, foto sosok professional yang sukses, yang dahulunya sebagai aktifis
mahasiswa.
Reasoning
Devices
· Roots,
Pembinaan karir dikalangan mahasiswa cendrung mudah karena kecerdasan cara
berfikirnya.
· Consequences,
Jika pembinaan karir mahasiswa baik niscaya masa depan karirnya baik
· Appeals
to principals, karena itu pembinaan karir dikalangan mahasiswa perlu
dikembangankan.
2.
Model
Framing Robert Entman
Strukturnya lebih
sederhana dibandingkan dengan framing Gamson dan Modigliani
Frame
Problem
Indentification : Causal
Interpretation :
Peristiwa dilihat
sebagai Siapa/
apa menyebabkan masalah
masalah apa.
Penilaian atas penyebab
masalah Saran penangguhan masalah
Penggunaan
framing Entman paling praktis untuk membangun pesan yang bersifat argumentatif
dalam arti dimulai dari masalah hingga tawaran solusinya.
Contohnya
Frame : Pembinaan Karir Penting Untuk Hadapi Pasar Global
Problem
Indentification :
Persaingan SDM dewasa
ini bukan hanya terjadi pada level nasional tetapi sudah global.
Moral
Evaluation :
Akibantnya mahasiswa
kita tak siap menghadapi kenyataan pasar tenaker pada level global.
Causal
Interpretation :
Ada kecendrungan
mahasiswa kita sebagai calon tenaga kerja tidak dikenalkan dengan kondisi pasar
tenaga kerja global.
Treatment
Recommendation :
Karena itu, pembinaan
karir dikalangan mahasiswa sangat diperlukan sejak dini.
Sebagaimana pada framing Gamson dan Modiglami,
pengemasan pesan dengan framing Entman juga akan lebih terarah dari kotak
manapun kita memulainya.
C. STRATEGI VISUALISASI
Faktor
visualisasi sangat penting pula dalam perencanaan pesan. Simmons (1990 :131)
menunjukkan beberapa faktor visualisasi pesan :
1.
Ukuran fisik tata letak. Semakin besar
ukuran fisik tata-letak sebuah pesan, semakin besar mendapat perhatian.
2.
Warna. Untuk pesan cetak, yang berwarna
mendapat perhatian 50% lebih besar dari hitam putih.
3.
Citra sederhana namun menonjol. Secara
psikologis, pencitraan sederhana namun ditampilkan secara menonjol (bold) akan
lebih efektif.
4.
Citra yang rumit. Pencitraan yang rumit
(kompleks) akan sangat efektif untuk penyampaian yang bersifat informasional.
5.
Citra yang aneh dan dibesar-besarkan.
6.
Citra yang menyentuh.
D. FAKTOR KREATIVITAS DALAM
MERENCANAKAN PESAN
Keterampilan berfikir kreatif sangat dibutuhkan karena para
perencana program harus berani mencari terobosan baru dalam merancang pesan.
Dalam hal kreativitas ini, kuncinya bukan sekedar beda namun perebedaan yang
tetap mewakili tujuan kampanye/ program. Tujuan pesan bersifat menerjemahkan visi dan
misi program kampanye.
Begitu banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan :
1.
Kepentingan pemilik/ perencana program.
2.
Kepentingan target sasaran.
3.
Pendekatan komunikasi yang dipakai, isi
dan pendekatan pesan yang digunakan.
4.
Cara penyampaian yang dipilih.
5.
Efek yang dihasilkan.
Pendekatan
komunikasi, pendekatan pesan dan teknik penyampaian (visualisasi pesan) adalah
variabel yang bisa berubah-ubah (dikreasikan) sesuai rencana efek serta
kepentingan internal pemilik/ perencana program dan kepentingan eksternal
target sasaran.
Sumber :
Modul UT SKOM 4206
No comments:
Post a Comment