1. Apakah komunikasi
teurapetik dan advokasi termasuk dalam aspek komunikasi persuasif?
2.
Jelaskan dan berikan ilustrasinya.
Pada
tugas 3 ini saya akan menjelaskan dan memberikan ilustrasinya satu persatu.
Komunikasi
persuasi adalah pesan yang disampaikan kepada persuadee dari persuader melalui saluran tertentu baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan maksud memberikan dampak atau efek kepada
persuadee sesuai dengan tujuan persuader.
Komunikasi
teurapetik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar bertujuan untuk
kesembuhan pasien. Menurut Northhouse (1982:2) komunikasi teurapetik adalah
kemampuan atau keterampilan bidan untuk membantu pasien beradapatsi terhadap
stress, mengatasi gangguan psikologis dan belajar berhubungan dengan orang
lain.
Komunikasi
teurapetik merupakan aspek komunikasi persuasif karena didalamnya mengandung
unsur upaya-upaya agar persuadee dalam hal ini adalah pasien, agar tertarik
mengikuti keinginan persuader yang pada konteks ini adalah bidan atau perawat,
dalam usaha penyembuhan pasien. Komunikasi ini juga mengandung unsur model
komunikasi yang disampaikan oleh Lasswel yaitu :
Kata “Who” siapakah yang dituju? pada komunikasi teurapetik adalah
pasien yang dituju oleh bidan atau perawat. Merupakan persuade yang
mengharapkan bantuan atau pertolongan secara psikologis untuk menghilangkan
gangguan adaptasi dilingkungan.
Kata
“Says What” ini merupakan pesan.
Blake dan Haroldsen (1979) menjelaskan bahwa pesan merupakan simbol yang
diarahkan secara selektif yang diperuntukan dalam mengkomunikasikan informasi.
Pesan yang diberikan bidan melalui tindakan perawatan merupakan strategi
psikodinamika dimana bidan melakukan pendekatan dengan pasien secara emosional agar
faktor kognitif pada pasien dapat berubah. Pendekatan kognitif sebagai strategi
persuasi menekankan struktur internal jiwa sebagai hasil belajar. Dengan
menggunakan pendekatan emosional, pesan persuasif seperti keinginan untuk
sembuh dan kembali hidup normal dilingkungan diharapkan akan membangkitkan
emosional pasien dengan bentuk-bentuk perilaku tertentu. Essensi dari strategi
psikodinamika adalah pesan efektif bersifat mampu mengubah fungsi psikologis
individual dalam hal ini adalah pasien agar mau merespon secara terbuka
komunikasi persuasif yang disampaikan bidan (persuader).
Kata
“In Which Channel”. Pada tahap ini
pendekatan dilakukan dengan bentuk hubungan yang diarahkan kepada pertumbuhan
pasien, meliputi realisasi diri, penerimaan diri, identitas dan rasa integritas
diri yang tinggi, kemampuan membina hubungan interpersonal serta peningkatan
fungsi dan kemampuan dilingkungan. Tahap-tahap hubungan teurapetik adalah
·
Fase Prainteraksi
·
Fase Perkenalan
·
Fase Orientasi
·
Fase Kerja
·
Fase Terminasi
Agar
materi yang saya sampaikan langsung kepokok pertanyaan yang diajukan maka pada
kesempatan ini saya hanya akan menjelaskan fase
kerja. Pada fase kerja, bidan
meningkatkan saling pengertian dengan pasien agar perencanaan tindakan
keperawatan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pasien
juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan secara mandiri untuk
menyelesaikan masalah. Terapi juga merupakan salah satu tahap yang digunakan
bidan dalam proses perawatan.
Kata
“To Whom” ( penerima/ kepada siapa),
hal ini tentunya ditujukan kepada pasien sebagai persuadee. Semua pesan
persuasif yang disampaikan bidan ( persuader ) tentunya untuk mengubah perilaku
pasien. Pada tahap ini mungkin terdapat hambatan bagi bidan untuk melaksanakan
tugasnya. Hambatan ini dapat disebabkan oleh faktor mekanistis dan faktor
psikologis seperti yang dikatakan oleh B.
Aubrey Fisher dan faktor-faktor hambatan lainnya yang diungkapkan oleh para
ahli. Namun bidan dengan keahlian yang dimiliki tentunya dapat mengatasi segala
hambatan tersebut.
Kata
“With What Effect” adalah dampak/
efek yang terjadi pada pasien setelah menerima pesan atau tindakan dari bidan.
Kesembuhan pasien tentunya menjadi prioritas bidan dalam menyelesaikan
pekerjaannya. Pada tahap akhir ini pasien dapat kembali membaur dilingkungan
tanpa adanya kendala psikologis serta dapat bersosialisasi dimasyarakat.
Menurut Hopkins ( 1990 ) advokasi adalah usaha untuk
mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi
persuasif. Hal ini secara jelas menyimpulkan bahwa advokasi merupakan aspek
komunikasi persuasif. Menurut ahli retorika ( Foss and Foss 1980 ) advokasi
diartikan sebagai upaya persuasi yang mencakup kegiatan penyadaran,
rasionalisasi, argumentasi, dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu hal.
Umumnya
advokasi digunakan dalam lembaga bantuan hukum yang berfungsi membantu
persuadee untuk keluar dari masalah hukum yang membelitnya. Sebagai seorang
persuader, advokasi membantu memberikan bukti-bukti untuk meyempurnakan persuasinya
dalam lembaga hukum misalnya dipengadilan. Advokasi dapat terjadi tidak hanya
dilembaga hukum tetapi juga dibidang kesehatan maka pada bidang kesehatan dapat
diartikan sebagai upaya untuk memperoleh pembelaan, bantuan atau dukungan
terhadap program kesehatan.
Selain
itu juga dalam advokasi diperlukan aspek yang dapat mendukung keberhasilan komunikasi persuasif
yaitu kredibilitas. Persuader yang memiliki kredibilitas yang baik di ‘mata’
persuader menambahkan keyakinan untuk menerima pesan yang disampaikan. Aspek
lainnya yang turut mendukung keberhasilan advokasi dalam komunikasi persuasive
adalah indentifikasi dan kesamaan. Identifikasi merupakan cara-cara yang
dilakukan persuadee dalam mengatasi konflik, frustasi serta kecemasan.
Sedangkan kesamaan merupakan tingkat kedekatan tersendiri antara persuadee
dengan persuader dalam upaya mendukung keberhasilan advokasi.
Sumber
:
Modul
UT SKOM 4326
Modul
UT SKOM 4314
No comments:
Post a Comment