Semua tulisan merupakan bagian dari tugas kuliah tanpa ada maksud dan tujuan tertentu. Jika didalamnya terdapat kesalahan atau kekeliruan, hal tersebut merupakan bagian dari keterbatasan saya dalam menulis.
Friday, May 5, 2017
Menganalisis Artikel menggunakan Teori Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Perencanaan Program Komunikasi & Komunikasi Antar Budaya.
Terkait Artikel “ Duh...Lion Air Tak Punya SOP Manajemen Krisis”
Menganalisis Artikel
menggunakan Teori Komunikasi, Komunikasi Organisasi, Perencanaan Program
Komunikasi & Komunikasi Antar Budaya.
MK. Teori Komunikasi
Untuk menganalisis kasus krisis penundaan dan pembatalan jadwal penerbangan
oleh Lion Air, saya menggunakan teori information
seeking.
Teori informastion seeking merupakan teori
yang membahas tentang pencarian informasi sebanyak-banyaknya yang dilakukan
oleh audiens untuk memenuhi kebutuhan informasi dengan membandingkan media yang
satu dengan media lainnya untuk mendapatkan informasi yang tepat atau sesuai.
Media
sebagai sumber informasi yang dibutuhkan tentunya menjadi pilihan audiens atau
penumpang. Penumpang yang merasa kecewa dengan penundaan dan pembatalan yang
dilakukan oleh Lion Air berusaha mencari sebanyak mungkin informasi mengenai
alasan Lion Air menunda dan membatalkan penerbangan. Proses pencarian informasi
yang dilakukan memiliki dampak yang berbeda terhadap masing-masing penumpang.
Tidak semua penumpang merasa cukup dengan informasi yang diterima sehingga para
calon penumpang mengamuk dan merusak fasilitas bandara. Kerugian dan kekecewaan
yang dirasakan penumpang atas kejadian tersebut perlu direspon positif oleh
pihak terkait, oleh sebab itu penumpang membandingkan media yang tepat, yang
dapat dinilai sebagai media yang memiliki kredibilitas. Dari
informasi yang didapatkan dari media dapat dianggap sebagai pengukuhan
informasi atas kelalaian Lion Air yang telah menelantarkan penumpangnya, sehingga audiens atau penumpang dapat menentukan
langkah-langkah selanjutnya untuk melakukan pengaduan atas kerugian dan
kekecewaan kepada pihak Lion Air, pihak Angkasa Pura dan Menteri Perhubungan
selaku lembaga yang memberikan izin penerbangan kepada Lion Air.
Pada
paragraf sepuluh dijelaskan bahwa Direktorat Airport Service Lion Air, Daniel
Putut, yang turut hadir dalam konferensi pers itu menjelaskan, manajemen Lion
Air siap menerima sanksi apapun sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap
pelanggan. Dari informasi tersebut, penumpang mengetahui bahwa Lion Air bertanggung
jawab atas penundaan dan pembatalan penerbangan, hal ini merupakan sikap empati
Lion Air atas kerugian dan kekecewaan yang dirasakan oleh penumpang. Melalui
konferensi pers tersebut, Lion Air menggunakan media sebagai saluran yang
memberikan informasi kepada penumpang mengenai tindakan dan respon yang dilakukan oleh Lion Air.
Kepercayaan audiens terhadap informasi yang disampaikan
oleh media akan meningkatkan kredibilitas media tersebut sehingga audiens terus
menggunakan media sebagai saluran yang dipercaya. Keunggulan informasi akurat
yang disampaikan media menjadi pertimbangan audiens dalam memilih media yang
tepat untuk memenuhi kebutuhan informasi. Keputusan menggunakan
media yang tepat dapat membantu audience dalam menentukan sikap yang akan diambil
untuk menyikapi permasalahan tersebut.
MK.
Perencanan Program Komunikasi
1)
Aspek Komunikator.
Komunikator
dengan citra diri khalayak.
·
Paternalistik : komunikator berorientasi
pada audience/ khalayak.
·
Spesialisasi : komunikator bagian dari
khalayak dan tahu pasti kebutuhan
mereka.
·
Profesionalisme : komunikator yang
kompeten.
·
Ritualisme : komunikator sebagai alat
membangun kebersamaan dengan khalayak.
Terkait
wacana Lion Air, komunikator yang tepat digunakan adalah komunikator dengan
citra diri khalayak. Komunikator dengan citra diri khalayak adalah komunikator
yang menyampaikan pesan dari beberapa kepentingan antara lain kepentingan
penumpang, kepentingan Lion Air, kepentingan Direktorat Perhubungan Udara dan
kepentingan Kementerian Perhubungan.
Sebagai
komunikator yang berorientasi pada audience/ khalayak harus memahami kebutuhan
dan keluhan penumpang yang telah ditelantarkan. Komunikator perlu bersikap
menempatkan diri sebagai penumpang sehingga dalam bertindak dapat mewakili
argumentasi dan kekecewaan yang
dirasakan oleh penumpang.
Komunikator
dengan citra diri khalayak tidak menyudutkan kepentingan siapa pun tetapi
berorientasi mencari win win solution atas
permasalahan yang terjadi. Sebagai komunikator juga bertindak mewakili pihak
Lion Air, dalam memberikan penjelasan kepada penumpang tentang respon yang
telah dilakukan oleh manajemen Lion Air. Selain itu komunikator juga berada
pada kepentingan Direktorat Perhubungan Udara dan Kementerian Perhubungan,
sebagai lembaga yang memiliki wewenang atas izin penerbangan Lion Air.
Komunikator perlu menyampaikan kepada penumpang tentang tindakan yang telah
dilakukan dan SOP yang dipersiapkan untuk mencegah terulangnya kasus tersebut.
Aspek
komunikator merupakan aspek terkait dengan perencanaan sumber yang perlu
mempertimbangankan fungsi pesan yang akan disampaikan, antara lain :
a. Fungsi sosial.
Informasi yang disampaikan dapat
diketahui oleh khalayak. Komunikator dalam wacana Lion Air adalah pihak
manajemen Lion Air, yang memiliki peran sebagai penganjur (advocacy) atau praktisi humas, dalam usaha mempengaruhi calon
penumpang agar dapat memaklumi atau memahami keterlambatan dan penundaan
penerbangan di berbagai tempat di Indonesia.
b. Fungsi ekspresi.
Permohonan maaf dan berjanji
mengupayakan perbaikan manajemen dapat disampaikan oleh komunikator.
Komunikator dengan citra khalayak (the
communicators image of the audience) merupakan komunikator yang tepat dalam
memahami keluhan calon penumpang Lion Air, dimana komunikator berorientasi
kepada kepentingan khalayak dan memiliki rasa empati terhadap calon penumpang.
c. Fungsi kontrol.
Fungsi ini adalah upaya mempengaruhi
tingkah laku dan pemikiran orang lain sesuai dengan yang diinginkan. Tindakan
yang dilakukan bersifat persuasif yang merupakan upaya Lion Air agar peristiwa
yang terjadi tidak terus merusak reputasinya dimata calon penumpang maupun
dimata khalayak luas.
d. Fungsi informasi.
Memberikan pengetahuan atau informasi sesuai yang
dibutuhkan juga merupakan aspek komunikator yang tepat sehingga calon penumpang
dapat memahami situasi yang dihadapi oleh Lion Air, selain itu Dirjen
Perhubungan selaku lembaga atau organisasi yang ditunjuk untuk membantu juga
dapat memberikan hasil pemeriksaannya sehingga bisa memberikan rekomendasinya
untuk membenahi sistem penanganan krisis Lion Air.
2) Aspek
Desain Pesan.
Strategi
penyusunan pesan terdiri dari
a. Strategi
Merk (branding strategy)
·
Pemilihan nama atau symbol yang mewakili
program.
·
Maskapai penerbangan Lion Air adalah
nama maskapai yang digunakan sebagai sarana transportasi udara.
·
Menciptakan kesadaran dan identitas
merk.
·
Agar Lion Air mudah diingat oleh
khalayak maka manajemen membuat simbol atau logo yang menjadi ikon dari Lion
Air.
·
Membangun postioning merk.
·
Menciptakan citra merk.
·
Membangun kepercayaan.
Strategi membangun postioning merk, menciptakan citra merk dan membangun kepercayaan
merupakan langkah yang harus diambil oleh manajemen Lion Air agar maskapai
tersebut tetap menjadi maskapai pilihan khalayak. Reputasi yang buruk akibat
penundaan dan pembatalan penerbangan dapat diperbaiki dengan desain pesan yang
tepat.
Desain pesan yang tepat dalam upaya
penyampaian pesan kepada calon penumpang Lion Air adalah dengan menggunakan
penyusunan desain pesan eksposisi, yaitu penyusunan pesan dengan menyajikan argumentasi
dan materi pendukung.
Agar pesan yang disampaikan dapat
diterima sesuai dengan harapan komunikator maka pesan tersebut harus mengandung
materi pendukung, misalnya dengan memberikan ilustrasi dari kendala yang
terjadi di Lion Air. Ilustrasi dapat disajikan dengan menggunakan unsur visual
sehingga memberi pengaruh yang kuat dan persuasif. Selain itu desain pesan juga
menggunakan pendekatan emosional dan pendekatan rasional dengan memberikan
argumentasi yang menyatakan bahwa manajemen Lion Air siap menerima sanksi
apapun sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pelanggan.
3) Aspek
Pilihan Media.
Pemilihan media yang dapat dikontrol memberikan
jaminan bahwa pesan dapat ditentukan sesuai keinginan perusahaan, dapat
ditentukan waktu penyampaian pesan dan pesan dapat dirancang sehingga lebih
terjamin keefektifannya. Selain itu pemilihan media juga mempertimbangkan
berdasarkan tinggi rendah kemampuannya dalam membawa pesan dan tinggi rendahnya
kadar kepercayaan public terhadap media tersebut.
Pilihan penggunaan media massa yang
tepat pada wacana Lion Air adalah media elektronik. Hal ini karena media
elektronik memiliki cakupan konsumen yang luas sehingga efektif untuk
menjangkau semua lapisan masyarakat. sedangkan kekurangannya adalah feedback yang lambat sehingga sulit
mendapatkan informasi tanggapan masyarakat tentang upaya yang dilakukan oleh
Lion Air.
Untuk mengatasi feedback yang lambat, Lion Air juga dapat mengupayakan langkah
penggunaan media lainnya seperti dengan menempatkan media sebagai perantara
untuk menemui secara langsung calon penumpang (media one step flow of communication). Misalnya dengan mengadakan
konferensi pers terkait penundaan dan pembatalan penerbangan dan upaya
perbaikan serta bentuk tanggung jawab yang akan dilakukan.
Media massa memiliki efek atau dampak
yang signifikan oleh sebab itu dibutuhkan konfirmasi atau penjelasan dari pihak
manajemen Lion Air agar dapat mempersuasif calon penumpang, dalam hal ini media
massa sebagai sumber informasi bagi calon penumpang dan juga bagi pihak
manajemen (agent necessary for media
effects). Dengan strategi ini akan menambah kesempatan pada media untuk
memberitakan informasi sesuai sudut pandang pihak manajemen, selain itu
komunikator bisa menyentuh emosi sekaligus pola pikir penumpang Lion Air.
MK. Komunikasi Antar
Budaya
Sikap
terbuka diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat untuk menghindari konflik
kepentingan. Keterbukaan dijadikan landasan/ dasar untuk melakukan interaksi
dan komunikasi dimasyarakat. Sikap keterbukaan dapat diwujudkan dengan sikap
saling memahami, menghormati, menghargai dan bekerjasama antar anggota
masyarakat.
Keterbukaan
dalam kasus penundaan dan pembatalan yang dilakukan oleh Lion Air merupakan
prasyarat dalam menciptakan image positif
dan dapat membantu pihak manajemen Lion Air untuk memperbaiki kredibilitasnya
di mata audiens atau penumpang. Sebagai praktisi humas perlu menerapkan
beberapa ciri sikap keterbukaan yang dapat menunjang kearah perbaikan
manajemen, sikap tersebut antara lain :
1. Trransparan atau
terbuka dalam proses maupun pelaksanaan penyelesaian kasus Lion Air.
Sebagai
praktisi humas yang mewakili pihak manajemen Lion Air saya akan menjelaskan
aspek keterbukaan yang ditunjukkan melalui sikap kooperatif manajemen Lion Air
kepada tim Direktorat Perhubungan Udara, terkait pemeriksaan SOP penanganan
situasi krisis. Pihak Lion Air juga telah memenuhi panggilan Kementerian
Perhubungan untuk menjelaskan keterlambatan dan pembatalan atas total 567
penerbangan di berbagai daerah di Indonesia sebagai bentuk manajemen interaksi
yang serius menangani masalah ini.
2. Memiliki
dasar atau pedoman dalam dialog maupun berkomunikasi.
Pada
paragraf enam juga dijelaskan bahwa pihak Lion memenuhi panggilan kedua untuk
menjelaskan SOP manajemen krisis yang mereka miliki. Hal ini menunjukkan bahwa
sebelum kejadian tersebut, manajemen Lion Air telah memiliki SOP manajemen
krisis, hanya saja SOP tersebut dianggap belum sesuai dengan SOP yang dimaksud.
Keterbukaan manajemen terhadap SOP yang telah ada, juga dapat membantu pihak
manajemen Lion Air sendiri untuk memperbaiki standarisasi SOP yang telah ada.
Dengan standarisasi SOP yang sesuai dengan Kementerian Perhubungan maka Lion
Air dapat mencegah terulangnya masalah ini.
3. Mau
mengakui kelemahan dan kekurangan atas segala yang telah dilakukan.
Terkait
wacana dapat dilihat pada paragraf sepuluh yang menjelaskan bahwa Direktur
Airport Service Lion Air, Daniel Putut yang hadir dalam konferensi per situ
menjelaskan, manajemen Lion Air siap menerima sanksi apapun sebagai bentuk
tanggung jawab mereka terhadap pelanggan.
4. Mau
bekerjasama dan menghargai orang lain.
Sikap
bekerjasama ini sangat menunjang perbaikan SOP manajemen Lion Air dan juga
dapat memperbaiki hubungan eksternal Lion Air. Hal ini pada wacana dapat
dilihat pada paragraf tiga belas yang menyatakan “hari ini saya duduk bersama
dengan pihak Angkasa Pura I dan II untuk menginventarisir berapa kerugiannya,
jika kemudian pihak Angkasa Pura mengirimkan invoice pasti kami bayarkan”.
Pernyataan tersebut merupakan itikad baik dalam menyelesaikan masalah dan juga
merupakan sikap empati dari pihak Lion Air.
Keseriusan
manajemen Lion Air mengatasi masalah ini sebagai sikap mendukung, juga
ditunjukkan dengan fokus pada penyusunan SOP manajemen krisis agar peristiwa
yang merugikan sekitar 155.000 pelanggan maskapai tersebut tidak terulang.
Sebagai
praktisi humas, saya juga menjelaskan bahwa manajemen Lion Air akan membenahi
beberapa item dalam sistem penanganan krisis dan melakukan perbaikan dari sisi
pelayanan terbaik kepada pelanggan sebagai bentuk rasa percaya diri dari Lion
Air, mampu mengatasi kendala dan mencegah kejadian tersebut terulang.
Pendekatan
kepada khalayak, calon penumpang dan pemerintah yaitu dengan memberikan
informasi sesuai yang dibutuhkan sehingga khalayak dan calon penumpang tetap
memilih maskapai Lion Air sebagai transportasi udara yang diandalkan.
Komponen
tindakan dalam strategi praktisi humas pada daya ekspresi dapat dilakukan untuk
membangun kembali reputasi yang baik, dalam hal ini manajemen Lion Air juga
melibatkan khalayak untuk memberikan feedback
atas kinerja pelayanan, misalnya dengan menyediakan toll free phone dan website interaktif.
Sebagai
praktisi humas, saya juga menerapkan strategi konfrontasi (aktivisme) dalam
orientasi pada lawan bicara, yang berfokus pada komunikasi persuasif sehingga
akhirnya khalayak memberi apresiasi pada manajemen Lion Air.
MK. Komunikasi
Organisasi
Iklim
bertahan (defensive climate)
bersifat,
·
Evaluasi.
·
Kontrol.
·
Srtategi.
·
Kenetralan.
·
Keunggulan.
·
Kepastian.
Contoh
bentuk iklim ini adalah ketika seseorang dinilai/ dikritik/ di evaluasi maka
reaksi ilmiah yang akan muncul adalah perasaan terancam. Ketika dian merasa
terancam maka kemungkinan dia akan memindahkan kesalahan dengan menyalahkan
orang lain atau mengevaluasi orang lain secara negative atau memberikan alasan
untuk merasionalkan perilakunya.
Dalam
menangani kasus tersebut, Lion Air menggunakan iklim mendukung (supportiveness climate).
Iklim
mendukung (supportiveness climate)
bersifat,
·
Deskriptif.
·
Orientasi masalah.
·
Spontanitas.
·
Empati.
·
Kesamaan.
·
Provisonalisme.
Praktisi
humas yang mewakili manajemen Lion Air perlu mendekripsikan atau menjelaskan
secara runut kendala yang menyebabkan penundaan dan pembatalan penerbangan,
memberikan informasi SOP sebelumnya yang telah dimiliki sebagai upaya
pencegahan yang pernah dilakukan. Lion Air sebagai maskapai terpercaya sudah
menyiapkan standart operation untuk
mencegah berbagai hal yang dapat merugikan penumpang. Kejadian diluar
ekspektasi ini sangat disesali oleh Lion Air.
Pemecahan
masalah merupakan orientasi kerja Lion Air, tim Direktorat Perhubungan dan
Kementerian Perhubungan. Hal ini terkait hasil pemeriksaan yang
direkomendasikan tim Direktorat Perhubungan dan Kementerian Perhubungan kepada
Lion Air untuk membenahi sistem penanganan krisis.
Secara spontanitas
tanpa upaya menyangkal (defensive)
menerima pembekuan izin yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan merupakan
wujud nyata sikap menghormati Lion Air atas kejadian ini dan untuk menonjolkan
sikap kesamaan Lion Air patuh terhadap regulasi yang ditetapkan Kementerian
Perhubungan. Sikap saling mendukung juga dilakukan dengan duduk bersama PT.
Angkasa Pura I dan II serta mengganti kerugian senilai Rp 100 juta atas
kerusakan berbagai fasilitas bandara yang dilakukan oleh calon penumpang
sebagai bentuk empati dari Lion Air dalam menyikapi permasalahan penundaan dan
pembatalan penerbangan.Argumentasi Terkait Artikel “Duh...Lion Air Tak Punya SOP Manajemen Krisis.
Terkait Artikel “Duh...Lion
Air Tak Punya SOP Manajemen Krisis.
1. MK
TEORI KOMUNIKASI.
Teori-teori
yang menitikberatkan pada kekuatan audiens
dalam menyeleksi informasi yang disampaikan melalui media massa, adalah uses and gratification, uses and effect,
serta information seeking. Dengan
menggunakan teor-teori ini, maka audiens yang tidak mempunyai kepentingan
dengan Lion Air, bukan pengguna pesawat terbang, tidak akan terpengaruh oleh
pemberitaan tentang penundaan jadwal penerbangan besar-besaran yang dilakukan
oleh Lion Air. Pilih salah satu teori tersebut, dan berikan argumen Anda.
Teori
uses and effects.
·
Kebutuhan informasi hanya sebagai salah
satu faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media.
·
Merupakan hubungan antara pengguna dan
hasilnya dengan memperhitungkan isi media.
·
Penggunaan media hanya dianggap sebagai
faktor perantara dan hasil dari proses tersebut dinamakan efek.
·
Penggunaan media merupakan penyebab
utama dari hasil, yang disebut konsekuensi.
·
Merupakan conseffects yaitu gabungan antara konsekuensi dan efek. Sebagian
dari hasil disebabkan oleh isi yang mendorong pembelajaran (efek) dan sebagian
lain merupakan hasil dari suatu proses penggunaan media yang secara otomatis
mengakumulasikan dan menyimpan pengetahuan.
Kemungkinan
orang-orang yang tidak terpengaruh oleh pemberitaan kasus Lion Air terkait teori uses & effect yaitu, Direktorat Perhubungan Udara Kementerian
Perhubungan, Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dan
Direktur Keamanan Udara serta tim yang melakukan pemeriksaan terkait SOP
penanganan situasi krisis.
Direktorat
Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Direktur Kelaikan Udara dan
Pengoperasian Pesawat Udara dan Direktur Keamanan Udara serta tim pemeriksa SOP
dalam hal ini hanya memiliki kebutuhan sebagai lembaga yang membantu
mengevaluasi SOP yang dimiliki oleh Lion Air, agar peristiwa yang merugikan
155.000 pelanggan maskapai tersebut tidak terulang kembali namun tidak memiliki
dampak secara langsung terkait masalah penundaan dan pembatalan penerbangan.
Informasi
yang disampaikan tentunya mempertimbangkan isi media yang nantinya dikonsumsi
oleh publik sehingga citra dan kinerja Direktorat Perhubungan Udara Kementerian
Perhubungan, Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara dan
Direktur Keamanan Udara serta tim pemeriksa SOP dapat dinilai positif oleh
publik. Hal ini merupakan efek yang diharapkan sehingga penggunaan media dalam
kasus Lion Air hanya sebagai faktor perantara yang digunakan untuk
menginformasikan kepada publik.
Pembentukan
tim penanganan SOP merupakan konsekuensi dari efek yang diharapkan, dalam teori
uses & effects, hal ini merupakan
conseffects dimana hasil dari
pemeriksaan tim SOP digunakan sebagai rekomendasi untuk membenahi sistem
penanganan krisis Lion Air.
2. MK
PERENCANAAN PROGRAM KOMUNIKASI.
Merencanakan program komunikasi yang tepat dalam
menghadapi krisis penundaan dan pembatalan jadwal penerbangan yang dilakukan
secara besar-besaran oleh Lion Air adalah dengan mempertimbangkan 3 aspek (peran
komunikator, desain pesan dan pilihan media )
Jelaskan ketiga aspek tersebut dan berikan argument
Anda,
1) Aspek
Komunikator.
Karakteristik
Komunikator :
a. Komunikator
dengan citra diri khalayak.
-
Paternalistik : komunikator berorientasi
pada audience/ khalayak.
-
Spesialisasi : komunikator bagian dari
khalayak dan tahu pasti kebutuhan
mereka.
-
Profesionalisme : komunikator yang
kompeten.
-
Ritualisme : komunikator sebagai alat
membangun kebersamaan dengan khalayak.
b. Komunikator
dengan citra diri sendiri.
-
Orinetasi pragmatis : indikator
kesuksesan komunikator adalah rating.
-
Orientasi keahlian : pengakuan atas
keahlian oleh komunikator lain.
-
Orientasi organisasi : pencapaian visi
dan misi organisasi sebagai indicator keberhasilan.
-
Orientasi masyakarat/ lingkungan : jika
masyarakat mendapat manfaat dari kerja komunikator.
Aspek
komunikator merupakan aspek terkait dengan perencanaan sumber yang perlu mempertimbangankan
fungsi pesan yang akan disampaikan, antara lain :
a. Fungsi sosial
Informasi yang
disampaikan dapat diketahui oleh khalayak. Komunikator dalam wacana Lion Air
adalah pihak manajemen Lion Air, yang memiliki peran sebagai penganjur (advocacy) atau praktisi humas, dalam
usaha mempengaruhi calon penumpang agar dapat memaklumi atau memahami
keterlambatan dan penundaan penerbangan di berbagai tempat di Indonesia.
b.
Fungsi
ekspresi.
Permohonan maaf dan berjanji
mengupayakan perbaikan manajemen dapat disampaikan oleh komunikator.
Komunikator dengan citra khalayak (the
communicators image of the audience) merupakan komunikator yang tepat dalam
memahami keluhan calon penumpang Lion Air, dimana komunikator berorientasi
kepada kepentingan khalayak dan memiliki rasa empati terhadap calon penumpang.
c.
Fungsi
kontrol.
Fungsi ini adalah upaya
mempengaruhi tingkah laku dan pemikiran orang lain sesuai dengan yang
diinginkan. Tindakan yang dilakukan bersifat persuasif yang merupakan upaya
Lion Air agar peristiwa yang terjadi tidak terus merusak reputasinya dimata
calon penumpang maupun dimata khalayak luas.
d.
Fungsi
informasi.
Memberikan pengetahuan
atau informasi sesuai yang dibutuhkan juga merupakan aspek komunikator yang
tepat sehingga calon penumpang dapat memahami situasi yang dihadapi oleh Lion
Air, selain itu Dirjen Perhubungan selaku lembaga atau organisasi yang ditunjuk
untuk membantu juga dapat memberikan hasil pemeriksaannya sehingga bisa
memberikan rekomendasinya untuk membenahi sistem penanganan krisis Lion Air.
2) Aspek
Desain Pesan.
Strategi penyusunan
pesan terdiri dari
a. Strategi
Merk (branding strategy)
-
Pemilihan nama atau symbol yang mewakili
program.
Maskapai penerbangan
Lion Air adalah nama maskapai yang digunakan sebagai sarana transportasi udara.
-
Menciptakan kesadaran dan identitas
merk.
Agar Lion Air mudah
diingat oleh khalayak maka manajemen membuat simbol atau logo yang menjadi ikon
dari Lion Air.
-
Membangun postioning merk.
-
Menciptakan citra merk.
-
Membangun kepercayaan.
Ketiga strategi diatas,
merupakan langkah yang harus diambil oleh manajemen Lion Air agar maskapai
tersebut tetap menjadi maskapai pilihan khalayak. Reputasi yang buruk akibat
penundaan dan pembatalan penerbangan dapat diperbaiki dengan desain pesan yang
tepat.
Desain pesan yang tepat dalam upaya
penyampaian pesan kepada calon penumpang Lion Air adalah dengan menggunakan
penyusunan desain pesan eksposisi, yaitu penyusunan pesan dengan menyajikan
argumentasi dan materi pendukung.
Agar pesan yang disampaikan dapat
diterima sesuai dengan harapan komunikator maka pesan tersebut harus mengandung
materi pendukung, misalnya dengan memberikan ilustrasi dari kendala yang
terjadi di Lion Air. Ilustrasi dapat disajikan dengan menggunakan unsur visual
sehingga memberi pengaruh yang kuat dan persuasif. Selain itu desain pesan juga
menggunakan pendekatan emosional dan pendekatan rasional dengan memberikan
argumentasi yang menyatakan bahwa manajemen Lion Air siap menerima sanksi
apapun sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pelanggan.
3) Aspek
Pilihan Media.
Pemilihan media yang dapat dikontrol
memberikan jaminan bahwa pesan dapat ditentukan sesuai keinginan perusahaan,
dapat ditentukan waktu penyampaian pesan dan pesan dapat dirancang sehingga
lebih terjamin keefektifannya. Selain itu pemilihan media juga mempertimbangkan
berdasarkan tinggi rendah kemampuannya dalam membawa pesan dan tinggi rendahnya
kadar kepercayaan public terhadap media tersebut.
Pilihan penggunaan media massa yang
tepat pada wacana Lion Air adalah media elektronik. Hal ini karena media
elektronik memiliki cakupan konsumen yang luas sehingga efektif untuk
menjangkau semua lapisan masyarakat. sedangkan kekurangannya adalah feedback yang lambat sehingga sulit
mendapatkan informasi tanggapan masyarakat tentang upaya yang dilakukan oleh
Lion Air.
Untuk mengatasi feedback yang lambat, Lion Air juga dapat mengupayakan langkah
penggunaan media lainnya seperti dengan menempatkan media sebagai perantara
untuk menemui secara langsung calon penumpang (media one step flow of communication). Misalnya dengan mengadakan
konferensi pers terkait penundaan dan pembatalan penerbangan dan upaya
perbaikan serta bentuk tanggung jawab yang akan dilakukan.
Media massa memiliki efek atau dampak
yang signifikan oleh sebab itu dibutuhkan konfirmasi atau penjelasan dari pihak
manajemen Lion Air agar dapat mempersuasif calon penumpang, dalam hal ini media
massa sebagai sumber informasi bagi calon penumpang dan juga bagi pihak
manajemen (agent necessary for media effects).
Dengan strategi ini akan menambah kesempatan pada media untuk memberitakan
informasi sesuai sudut pandang pihak manajemen, selain itu komunikator bisa
menyentuh emosi sekaligus pola pikir penumpang Lion Air.
3. MK
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA.
Berdasarkan
kajian komunikasi antar budaya, maka komunikasi yang efektif menyangkut aspek
keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, kesetaraan, rasa percaya
diri, kedekatan, manajemen interaksi, daya ekspresi, berorientasi pada lawan
bicara.
Dalam
kaitannya dengan wacana, pihak manajemen Lion Air harus mampu mengembangkan
komunikasi yang efektif tersebut ketika menghadapi krisis yang terjadi sehingga krisis tidak
berkepanjangan dan semakin menurunkan kredibilitas Lion Air baik di mata
penggunanya, masyarakat umum, maupun pemerintah. Seandainya Anda adalah praktisi
humas yang mewakili pihak Lion Air, bagaimana Anda menjelaskan aspek
keterbukaan terhadap peristiwa tersebut. Jelaskan argemen Anda.
Sebagai praktisi humas yang mewakili pihak manajemen
Lion Air saya akan menjelaskan aspek keterbukaan yang ditunjukkan melalui sikap
kooperatif manajemen Lion Air kepada tim Direktorat Perhubungan Udara terkait
pemeriksaan SOP penanganan situasi krisis. Pihak Lion Air juga telah memenuhi
panggilan Kementerian Perhubungan untuk menjelaskan keterlambatan dan
pembatalan atas total 567 penerbangan di berbagai daerah di Indonesia sebagai
bentuk manajemen interaksi yang serius menangani masalah ini.
Keseriusan manajemen Lion Air mengatasi masalah ini
sebagai sikap mendukung, juga ditunjukkan dengan fokus pada penyusunan SOP
manajemen krisis agar peristiwa yang merugikan sekitar 155.000 pelanggan
maskapai tersebut tidak terulang.
Sikap positif dengan menunjukkan itikad baik dalam
menyelesaikan masalah dilakukan manajemen Lion Air dengan duduk bersama pihak
PT. Angkasa Pura I dan II untuk menginventarisir kerugian atas kerusakan
beberapa fasilitas bandara yang dilakukan oleh para calon penumpang. Lion Air
juga berempati dengan membayar kerugian yang mencapai 100 juta.
Sebagai praktisi humas, saya juga menjelaskan bahwa
manajemen Lion Air akan membenahi beberapa item dalam sistem penanganan krisis
dan melakukan perbaikan dari sisi pelayanan terbaik kepada pelanggan sebagai bentuk
rasa percaya diri dari Lion Air, mampu mengatasi kendala dan mencegah kejadian
tersebut terulang.
Pendekatan kepada khalayak, calon penumpang dan
pemerintah yaitu dengan memberikan informasi sesuai yang dibutuhkan sehingga
khalayak dan calon penumpang tetap memilih maskapai Lion Air sebagai
transportasi udara yang diandalkan.
Komponen tindakan dalam strategi praktisi humas pada
daya ekspresi dapat dilakukan untuk membangun kembali reputasi yang baik, dalam
hal ini manajemen Lion Air juga melibatkan khalayak untuk memberikan feedback atas kinerja pelayanan,
misalnya dengan menyediakan toll free
phone dan website interaktif.
Sebagai praktisi humas, saya juga menerapkan
strategi konfrontasi (aktivisme) dalam orientasi pada lawan bicara, yang
berfokus pada komunikasi persuasif sehingga akhirnya khalayak memberi apresiasi
pada manajemen Lion Air.
4. MK
KOMUNIKASI ORGANISASI.
Iklim
mendukung (supportiveness climate)
dari suatu organisasi bermakna bahwa organisasi bersifat empati, saling
mendukung, saling menghormati, berorientasi pada pemecahan masalah, dan
menonjolkan kesamaan. Sebaliknya, iklim bertahan (defensive climate) lebih menitikberatkan pada evaluasi, represif,
dan kontrol yang kuat.
Melihat
krisis yang terjadi pada Lion Air dan cara Lion Air menangani kasus tersebut,
Iklim mendukung ataukah iklim bertahan yang dilakuakn oleh Lion Air elakan argument Anda terhadap pilihan
tresebut!.
Iklim
bertahan (defensive climate)
bersifat,
·
Evaluasi.
·
Kontrol.
·
Srtategi.
·
Kenetralan.
·
Keunggulan.
·
Kepastian.
Contoh
bentuk iklim ini adalah ketika seseorang dinilai/ dikritik/ di evaluasi maka
reaksi ilmiah yang akan muncul adalah perasaan terancam. Ketika dian merasa
terancam maka kemungkinan dia akan memindahkan kesalahan dengan menyalahkan
orang lain atau mengevaluasi orang lain secara negative atau memberikan alas an
untuk merasionalkan perilakunya.
Iklim
mendukung (supportiveness climate)
bersifat,
·
Deskriptif.
·
Orientasi masalah.
·
Spontanitas.
·
Empati.
·
Kesamaan.
·
Provisonalisme.
Dalam menangani kasus tersebut Lion Air menggunakan
iklim mendukung (supportiveness climate).
Praktisi humas yang mewakili manajemen Lion Air
perlu mendekripsikan atau menjelaskan secara runut kendala yang menyebabkan
penundaan dan pembatalan penerbangan, memberikan informasi SOP sebelumnya yang
telah dimiliki sebagai upaya pencegahan yang pernah dilakukan. Lion Air sebagai
maskapai terpercaya sudah menyiapkan standart
operation untuk mencegah berbagai hal yang dapat merugikan penumpang.
Kejadian diluar ekspektasi ini sangat disesali oleh Lion Air.
Pemecahan masalah merupakan orientasi kerja Lion
Air, tim Direktorat Perhubungan dan Kementerian Perhubungan. Hal ini terkait
hasil pemeriksaan yang direkomendasikan tim Direktorat Perhubungan dan
Kementerian Perhubungan kepada Lion Air untuk membenahi sistem penanganan krisis.
Secara spontanitas tanpa upaya menyangkal (defensive) menerima pembekuan izin yang
dilakukan oleh Kementerian Perhubungan merupakan wujud nyata sikap menghormati
Lion Air atas kejadian ini dan untuk menonjolkan sikap kesamaan Lion Air patuh
terhadap regulasi yang ditetapkan Kementerian Perhubungan. Sikap saling
mendukung juga dilakukan dengan duduk bersama PT. Angkasa Pura I dan II serta
mengganti kerugian senilai Rp 100 juta atas kerusakan berbagai fasilitas
bandara yang dilakukan oleh calon penumpang.
Subscribe to:
Posts (Atom)