Komunikasi verbal dan non verbal merupakan komunikasi yang tidak
terpisahkan karena masing-masing bekerja untuk menciptakan suatu makna, guna
mencapai komunikasi yang efektif.
Pada contoh
diatas melipat tangan berdasarkan budaya Indonesia dipersepsikan sebagai bentuk
menutup diri/ sombong/ angkuh dll. Perbedaan persepsi didasari oleh adanya
perbedaan budaya suatu bangsa. Tindakan yang dilakukan Presiden IMF tersebut
dinilai tidak menghargai Presiden Soeharto sebagai wakil dari negara Indonesia.
Menurut Don Stack komunikasi verbal dan non
verbal memiliki sifat holistic yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu
:
1.
Kesenjangan ( Intentionality )
Pada tahap ini, sikap yang dilakukan Presiden IMF, menunjukan
adanya kesenjangan kebutuhan sehingga menimbulkan sikap yang tidak layak untuk
ditunjukan oleh seorang pimpinan IMF.
2.
Perbedaan-perbedaan simbolik ( symbolic differences )
Ini merupakan tahapan adanya perbedaan persepsi yang ditimbulkan
akibat adanya perbedaan budaya suatu bangsa atau negara.
Bagi Presiden IMF mungkin yang dilakukannya merupakan hal yang
biasa dilakukan pada saat menunggu ( menunggu Presisen Soeharto menandatangani
perjanjian ).
3.
Mekanisme Pemrosesan ( processing mechanism )
Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian
otak menafsirkan informasi lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan perilaku
fisiologi ( reflex ) dan sosiologi ( perilaku yang dipelajari dan perilaku
social)
Pada saat penandatangan surat perjanjian pinjaman uang tersebut,
merupakan pinjaman Indonesia untuk yang kesekian kalinya dengan persyaratan
yang telah ditetapkan oleh IMF. Persyaratan itu dinilai IMF, Indonesia tidak
sungguh-sungguh untuk menjalankan persyaratan tersebut sehingga menimbulkan
perilaku reflex yang terkesan tidak menghargai Indonesia.
Perilaku tersebutlah yang menjadikan kemarahan rakyat Indonesia
atas tindakan non verbal yang dilakukan oleh Presiden IMF.
Sumber :
Modul UT SKOM 4318 Komunikasi Antarbudaya
No comments:
Post a Comment