Tuesday, January 17, 2017

ANALISIS ARTIKEL "TAMAN BUMI SIASAT BUDAYA MENJAGA TOBA"

Menganalisis artikel “Taman Bumi, siasat Budaya Menjaga Toba” yang merupakan artikel dari http://sains.kompas.com/read/2014/06/23/2001284/Taman.Bumi.Siasat.Budaya.Menjaga.Toba
Analisis ini terkait dengan :
1.      Proses perencanaan komunikasi dalam sebuah jaringan komunikasi menurut Rogers dan Kincaid, 1981.
2.      Tahapan dan proses difusi inovasi dari Everett A Rogers, 1973.
3.      Fungsi komunikasi organisasi menurut Charles Conrad.

Taman Bumi, Siasat Budaya Menjaga Toba

Oleh Ahmad Arif

KOMPAS.com
 - Taman bumi merupakan pengakuan 
UNESCO atas bentang alam terpilih. Danau Toba di Sumatera Utara, kini dalam daftar yang akan diusulkan, setelah Kaldera Batur di Bali diakui dunia. Namun, taman bumi sebenarnya proses. Tujuan akhirnya menjaga mutu alam Toba dan kemakmuran masyarakatnya.

Setelah Kaldera Batur ditetapkan sebagai anggota Jaringan Taman Bumi Global (Global Geopark Network) oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan 
Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada 20 September 2012, Pemerintah Indonesia seperti demam taman bumi atau geopark.

Menurut situs resmi 
UNESCO, sejak 1999 hingga Maret 2014, taman bumi di dunia terdapat di 100 lokasi di 32 negara. Indonesia baru memiliki satu taman bumi yang diakui UNESCO sejak 2012, yaitu Batur Global Geopark (BGG), taman bumi kedua di Asia Tenggara setelah Langkawi di Malaysia.

Taman bumi merupakan konsep konservasi kawasan yang digagas 
UNESCO di bawah koordinasi The International Network of Geoparks (INoG). Kawasan dikonservasi untuk alasan geologi, nilai arkeologi, ekologi, ataupun budayanya.

Kini, sejumlah kawasan di Indonesia diusulkan mendapat pengakuan serupa. Tahun ini yang diusulkan adalah hutan fosil Merangin (Jambi), Gunung Sewu (
Jawa Timur) dan tahun berikut diusulkan Danau Toba. Sebelumnya, Toba ditetapkan sebagai Taman Bumi Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, beberapa bulan lalu.

Tak seorang pun bisa mengingkari, Nusantara diberkahi sederet bentang alam menawan. Para penjelajah dan penjajah dari Barat telah lama mengakui keelokan alam Nusantara itu dengan menyematkan berbagai istilah seperti ”mooi indie” hingga zamrud khatulistiwa. Selain pemandangannya, bentang alam itu punya riwayat menarik dan kaya dengan keragaman budaya.

Namun, belajar dari Geopark Batur, penetapan oleh 
UNESCO tak membawa dampak berarti. Bahkan penambangan batuan lava dan pasir, yang merupakan kekhasan Kaldera Batur, sulit diatasi.

”Kita sering salah memahami geopark sebagai tujuan akhir, sehingga begitu suatu kawasan ditetapkan sebagai geopark, mengira otomatis akan dapat untung banyak. Tak ada dana yang digelontorkan 
UNESCO terhadap geopark. Mereka hanya memasukkan bentang alam kita dalam jaringan global,” kata Indyo Pratomo, geolog dari Museum Geologi-Bandung.

Taman bumi, menurut Indyo, merupakan proses agar kita lebih menjaga alam. ”Perusakan kawasan yang telah ditetapkan sebagai Geopark Global justru bisa jadi kampanye negatif. ”Bayangkan, jika ada turis datang dari negara lain karena mendapat informasi dari 
UNESCO soal keindahan Kaldera Batur, lalu saat di sana dia menemukan bentang alam yang dirusak,” kata dia.

Karena itu, rencana mengusulkan Kaldera Toba sebagai Geopark Global, harus diikuti penyiapan masyarakat. Hal terpenting dari taman bumi adalah, membangun kesiapan rakyat untuk terlibat aktif menggali kekayaan budaya, menjaga alam, dan mempromosikan Kaldera Toba. ”Kalau dari segi keunikan bentang alam geologinya, Toba tak perlu diragukan lagi. Namun, bagaimana dengan manusianya?” kata Indyo.

Alam dan budaya

Dengan panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer, Toba merupakan danau vulkanik terluas di dunia. Danau itu terbentuk dari letusan raksasa (supervolcano) sekitar 74.000 tahun lampau. Dampak letusan gunung api terkuat dalam 2 juta tahun terakhir ini disebut banyak ahli nyaris menamatkan umat manusia, salah satunya oleh antropolog Stanley H Ambrose dari University of Illinois.

Letusan hebat itu juga mengosongkan dapur magma di perut Toba. Kubah gunung itu runtuh, menciptakan lubang dalam. Batuan lalu menutup lubang itu di dasar dan tebing pejal mengelilinginya, menjebak air hujan. Danau Toba pun terbentuk.

Namun, magma yang tersisa di bawah Danau Toba mendesak naik perlahan, mendorong bebatuan padat yang menyumbat jalan ke atas. Melalui proses ribuan tahun, penyumbat itu terdorong ke atas. Penyumbat itulah Pulau Samosir.

Bukti-bukti pengangkatan Pulau Samosir itu tercetak pada fosil ganggang (diatomae) yang bisa ditemui nyaris di seluruh pulau itu. Bebatuan di tepi Danau Sidihoni, danau di atas danau di ketinggian 1.314 mdpl atau 919 meter dari ketinggian permukaan Danau Toba, juga mengandung lapisan endapan yang menguatkan dugaan Samosir pernah ada di dasar kaldera.

”Riwayat geologi Toba yang ajaib dan keindahan bentang alam luar biasa itu tak ada artinya kalau warga sekitar tak paham dan merusaknya,” kata Indyo. Setelah ditetapkan sebagai taman bumi nasional, pengembangan ekonomi kawasan itu harus lebih ramah lingkungan.

Sebagai bentang alam kaya sumber daya, Toba lama dipadati penduduk. Sebagaimana juga dialami bentang alam lain di Nusantara, tantangan terbesar Toba adalah dominannya pendekatan pembangunan ekstraktif. ”Penurunan mutu lingkungan Toba jadi masalah utama danau ini,” kata Mangaliat Simarmata, Ketua Earth Society for Danau Toba.

Pembabatan hutan terus dilakukan. Sisa vegetasi sekitar Toba, menurut Badan 
lingkungan hidup Sumut, tinggal 12 persen. Kerusakan ekologi sekitar Toba terjadi seiring penurunan mutu air danau. Bahkan, air Danau Toba tak layak konsumsi karena pencemaran limbah domestik, perikanan berupa keramba jaring apung dan limbah peternakan.

Upaya menjadikan Toba sebagai Taman Bumi Global harus jadi titik balik memahami danau itu. Jika warga memahami Toba lebih baik, kesadaran menjaga lingkungan akan menguat. ”Kedahsyatan Toba sudah dikenal para geolog atau vulkanolog luar negeri, tetapi belum banyak dimengerti masyarakat kita. Tantangan kini adalah menarasikan Toba agar dimengerti masyarakat,” kata Irwansyah Harahap, antropolog dari Universitas Sumatera Utara, yang turut aktif berkampanye konservasi alam dan budaya Toba.

Keberadaan taman bumi juga bisa menjadi titik balik untuk lebih memahami dan menghargai kebudayaan yang ribuan tahun berkembang di Toba. Jadi, taman bumi bisa menjadi strategi kebudayaan demi menghidupkan lagi kesadaran masyarakat Toba agar menjaga kekayaan alam dan budaya yang terabaikan. (KOMPAS CETAK)

1.      Masyarakat Indonesia memiliki latar belakang yang berbeda, baik dari segi sosial, ekonomi maupun pendidikan. Oleh sebab itu dalam membuat perencanaan komunikasi yang terpadu diperlukan pengamatan atas lingkungan masyarakat tersebut. Pesan yang disampaikan dengan tujuan persuasif harus dapat diterima dan dimengerti sehingga tidak terjadi distorsi terhadap pesan yang disampaikan. Distorsi merupakan noise atau gangguan yang dapat menyebabkan pesan tidak dapat diterima sesuai dengan tujuan.
Jaringan komunikasi menurut Rogers dan Kincaid merupakan jaringan komunikasi interpersonal yang membagi kebeberapa tahapan jaringan.
a.      Jaringan dalam sistem
Pada jaringan ini dibutuhkan peran serta pemerintah dalam mensosialisasikan pengertian dari Taman Bumi kepada masyarakat Indonesia. Misalnya, dengan menampilkan wilayah-wilayah Indonesia yang memiliki kriteria sebagai taman bumi dan salah satunya adalah Danau Toba. Dengan menampilkan keindahan alam Indonesia, khususnya Danau Toba diharapkan dapat menumbuhkan kecintaan dan khasanah pengetahuan masyarakat Indonesia.
Pada tahapan ini pemerintah juga mendelegasikan kepada pihak terkait, khususnya pemerintah kota Sumatera Utara untuk memberikan pemahaman yang luas mengenai pentingnya menjaga ekologi lingkungan.
b.      Jaringan dalam klik
Jaringan klik merupakan jaringan sub sistem yang diperlukan dalam upaya pengkerucutan metode atau upaya dalam pengembangan perencanaan yang komprehensif.
Jika dalam jaringan sistem dibutuhkan peran serta pemerintah dalam upaya sosialisasi taman bumi kepada masyarakat Indonesia, maka pada jaringan klik merupakan hasil pendelagasian tugas dari pemerintah. Pada tahap ini pemerintah kota Sumatera Utara perlu membuat organisasi yang berkecimpung dalam pelestarian lingkungan dan pengembangan budaya Danau Toba. Organisasi tersebut mensosialisasikan pentingnya menjaga lingkungan kepada masyarakat sekitar Danau Toba serta memberikan gambaran dari dampak negatif yang mungkin timbul dari kerusakan lingkungan.
c.       Jaringan interpersonal
Jaringan Interpersonal merupakan jaringan komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Hal ini dapat terjadi pada komunikasi antara kader atau aktifis pencinta lingkungan dengan masyarakat sekitar Danau Toba. Para aktifis ini membantu atau memberikan solusi dari kendala yang mungkin terjadi dilingkungan masyarakat sekitar. Misalnya dengan membangun swadaya masyarakat dalam membuat kreativitas masyarakat yang dapat dijual kepada turis lokal maupun asing yang datang berkunjung.
Dengan menjadikan Danau Toba sebagai salah satu Taman Bumi Global ( Global Geopark Network ) oleh UNESCO, otomatis menjadi ajang iklan yang luar biasa untuk mendatangkan turis asing ke Danau Toba. Hal ini akan berdampak positif pada meningkatnya pendapatan daerah sekaligus pendapatan masyarakat sekitar, serta pendapatan negara pada umumnya.

2.      Difusi inovasi merupakan upaya menyerapan ide-ide baru yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan. Adopter atau orang yang menyerap ide difusi inovasi terbagi menjadi beberapa tahapan :
                                I.            Individu yang menyerap difusi inovasi paling awal seperti pemuka agama, tokoh publik dll. Bila dikaitkan dengan wacana maka pada tahap ini yang menjadi adopter dari difusi inovasi taman bumi adalah pemerintah. Pemerintah merupakan lembaga tertinggi negara yang memiliki andil dalam hubungan antar negara

                              II.            Gatekeeper, individu yang melakukan penyaringan terhadap difusi inovasi yang diberikan, gatekeeper ini merupakan juga merupakan adopter awal. Pada tahap ini yang menjadi adopter adalah pemerintah daerah Sumatera Utara, yang didelegasikan oleh pemerintah pusat serta organisasi yang membantu mensosialisasikan langsung kepada komunikan, dalam hal ini masyarakat sekitar Danau Toba.

                            III.            Individu yang menggunakan atau menerima difusi inovasi. Yang berkaitan dengan wacana Taman Bumi sebagai adopter adalah masyarakat yang ikut berupaya menjaga lingkungan dan melestarikan budaya di Danau Toba.

                            IV.            Isolate, merupakan pengguna akhir dari difusi inovasi. Latar belakang masyarakat Indonesia yang beragam menjadi pemicu perbedaan tingkat mengadopsian inovasi. Masyarakat yang tertutup dan terisolasi cenderung menjadi adopter yang paling akhir. Butuh cara panyampaian yang tepat agar tidak terjadi distorsi pesan.

                              V.            Laggards, merupakan individu yang menutup diri dan menolak dari difusi inovasi.
Letak geografis Indonesia menjadi salah satu penyebab terjadinya laggards. Banyaknya suku-suku yang masih tinggal dipedalaman dan menutup diri dari perkembangan teknologi dan menolak menerima difusi inovasi dalam bentuk apapun.

3.      3 Fungsi komunikasi menurut Charles Conrad adalah :
                                I.            Fungsi Perintah
Fungsi perintah yang dilakukan ketua Earth Society for Danau Toba adalah dengan mendelegasikan tugas yang perlu dilakukan oleh organisasi terkait sosialisasi kepada masyarakat Sumatera Utara khususnya masyarakat sekitar Danau Toba.

                              II.            Fungsi Relasional
Dalam fungsi relasional pada wacana menjelaskan tingkat keterkaitan lembaga-lembaga yang ada guna mensukseskan program yang dicanangkan. Misalnya pemerintah bekerjasama dengan pemerintah daerah, kemudian pemerintah daerah juga bekerjasama dengan organisasi pelestarian lingkungan Danau Toba. Selain itu fungsi relasional juga terlihat pada kerjasama yang dilakukan oleh antar organisasi pelestarian lingkungan baik dengan daerah lainnya maupun dalam lingkup yang lebih besar yaitu dengan negara lain.
Semua kerjasama dilakukan guna saling memberikan dukungan untuk penyerapan inovasi taman bumi.

                            III.            Fungsi Manajemen Ambigu.
Dalam setiap organisasi tidak menutup kemungkinan terjadinya manajemen ambigu. Pada wacana tersebut manajemen ambigu mungkin saja dapat terjadi akibat perbedaan kepentingan. Misalnya kepentingan pemerintah untuk menjadikan Danau Toba sebagai salah satu taman bumi dengan harapan dapat mendatangkan turis asing sehingga dapat meningkatkan pendapatan negara maupun daerah sekaligus pendapatan masyarakat sekitar, namun tidak menutup kemungkinan adanya pihak-pihak tidak bertanggung jawab yang ingin terus mendapatkan keuntungan pribadi seperti penangkapan ikan di Danau Toba dengan bahan peledak yang dapat merusak keindahan bawah laut di Danau Toba.


Sumber :
Teori Komunikasi SKOM4204
Perencanaan Program Komunikasi SKOM4206
Komunikasi Organisasi SKOM4329


No comments:

Post a Comment