Friday, May 22, 2015

FUNGSI PESAN DALAM PROGRAM KOMUNIKASI

PERENCANAAN PROGRAM KOMUNIKASI (SKOM 4206)

PERENCANAAN PESAN ( Ringkasan Modul 4)

Kegiatan Belajar. 1     FUNGSI PESAN DALAM PROGRAM KOMUNIKASI

            Tujuan perencanaan membuat Program Perencanaan Komunikasi (PPK) adalah agar keinginan program dapat mempengaruhi khalayak sasaran tercapai sesuai rencana efek. Pertama Program Komunikasi harus diketahui oleh khalayak sehingga diperlukan nama agar mudah untuk mengingatnya. Selanjutnya mudah dipahami sehingga diperlukan pendekatan komunikasi untuk mendapatkan karakteristik pesan yang baik.

            Pesan dalam PPK memiliki dua fungsi yang saling berkaitan, yaitu
1.      Fungsi ke dalam, pesan berfungsi memberi nama, label, merek, “ideology” dan cirri khas lainnya. Contoh program kampanye rokok yang berjudul “ sehat tanpa rokok “.
2.      Fungsi ke luar, fungsi ini juga berkaitan dengan positioning. Kepada khalayak pesan berfungsi untuk memperkenalkan dan menghubungkan pemilik/ perencana komunikasi dengan khalayak.

Menurut Sven Windhl, Benno H.Signitzer dan Jean T. Olson dilihat dari kepentingan pengirimannya, sebuah pesan yang dikirm oleh komunikator memiliki beberapa fungsi  antara lain :
1.      Fungsi Sosial. Dikomunikasi massa fungsi ini popular disebut berita. Dalam perencanaan komunikasi fungsi ini dipresentasikan melalui berbagai bentuk penyampaian pesan seperti melalui leaflet dan pertemuan dengan tujuan membentuk rasa kebersamaan antara komunikator dengan khalayak sehingga terdapat kesamaan persepsi

2.      Fungsi Ekspresi. Dalam perencanaan komunikasi fungsi ini dilihat dari tujuan pembuatan pesan, apakah untuk menjelaskan atau mempengaruhi. Jika bertujuan menjelaskan, isi pesan bersifat menjabrakan seluk beluk Perencanaan Komunikasi. Kalau bertujuan mempengaruhi maka bersifat persuasif atau meyakinkan.

3.      Fungsi Kontrol. Bertujuan mempengaruhi tingkah laku dan pemikiran orang sesuai dengan cara yang kita inginkan. Umumnya banyak digunakan dalam kampanye komunikasi, baik Komunikasi Pemasaran (KP) maupun Komunikasi Pemasaran Sosial (KPS).

4.      Fungsi Informasi. Melalui fungsi ini komunikator bermaksud mengirimkan sebanyak mungkin apa yang dapat diketahui oleh khalayak sehingga mereka dapat mengambil keputusan secara lebih baik.

Dalam perencanaan komunikasi, sebuah pesan bisa saja memenuhi beberapa fungsi sekaligus. Menurut Sven Windhal dll (1992: 137-141) ada tiga aspek lain tentang fungsi pesan untuk perencanaan komunikasi, antara lain :
Pertama, fungsi pesan sebagai tempat pertemuan antara komunikator dan khalayak ( Nerman, 1973). Nerman mengatakan bahwa komunikator dapat menggunakan pesan atau isi media untuk menemui audiensnya (panggung/stage). Media massa dapat menjadi sebuah tindakan untuk mengundang khalayak untuk berbagi realitas. Semakin besar usaha tersebut, semakin besar kecendrungan audiens menerima pesan tersebut.

Kedua, mengenai posisi komunikator, objek dan penerima dalam proses pengiriman pesan. Menurut Nerman, adakalanya komunikator mensejajarkan diri dengan penerima sedangkan objek yang dibicarakan dalam posisi yang lebih tinggi. Konsekuensi dari positioning seperti ini khalayak menjadi berjarak dengan PK sebagai objek yang dibicarakan sehingga fungsi informasi tidak sampai mencapai fungsi kontrol. Komunikator juga bisa sebagai penengah, misalnya dalam program kesehatan. Dalam posisi seperti ini bukan hanya fungsi informasi yang terjadi tetapi juga fungsi sosial, fungsi ekspresi dan fungsi kontrol. Posisi lainnya, komunikator sejajar dengan penerima dimana objek dibicarakan. Dalam dunia media massa hal ini sering terjadi dalam liputan kelompok minoritas atau kriminal. Konsekuensi dari positioning ini terjadinya jarak tertentu antara khalayak dan objek.

Ketiga, dalam penyusunan pesan itu sendiri akan berhasil jika mengikuti sejumlah karakteristik pesan, menurut Sven Windahl yang dijabarkan Roeh dan Ashley, yaitu
1.      Contoh yang konkret. Misalnya ditampilakn contoh kasus orang yang menjadi korban narkoba.
2.      Intertekstualitas. Dalam memahami suatu cerita tidak dapat lepas dari cerita sebelumnya.
3.      Memiliki makna permukaan dan makna kedalaman ( a surface and a deep meaning ). Sebuah makna bisa memiliki makna yang tampak dan makna tersembunyi ( latent and manifest meaning ).
4.      Bentuk cerita ( type of stories ). Hard news (berita langsung dan terikat waktu dalam melaporkan suatu peristiwa) dan soft news (cerita tentang suatu realitas yang tidak terlalu terikat waktu dan kecepatan berita).

5.      Faktor kesamaan dan hubungan antara kejadian, pengalaman, dan objek yang kelihatannya tidak memiliki banyak kesamaan.

Sumber :

Modul UT SKOM 4206
s


1 comment: