Monday, April 3, 2017

KOMUNIKASI TEURAPETIK DAN ADVOKASI DALAM ASPEK KOMUNIKASI PERSUASIF

1.      Apakah komunikasi teurapetik dan advokasi termasuk dalam aspek komunikasi persuasif?
2.      Jelaskan dan berikan ilustrasinya.

Pada tugas 3 ini saya akan menjelaskan dan memberikan ilustrasinya satu persatu.

Komunikasi persuasi adalah pesan yang disampaikan kepada persuadee dari persuader  melalui saluran tertentu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan maksud memberikan dampak atau efek kepada persuadee sesuai dengan tujuan persuader.                                                                   
Komunikasi teurapetik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar bertujuan untuk kesembuhan pasien. Menurut Northhouse (1982:2) komunikasi teurapetik adalah kemampuan atau keterampilan bidan untuk membantu pasien beradapatsi terhadap stress, mengatasi gangguan psikologis dan belajar berhubungan dengan orang lain.

Komunikasi teurapetik merupakan aspek komunikasi persuasif karena didalamnya mengandung unsur upaya-upaya agar persuadee dalam hal ini adalah pasien, agar tertarik mengikuti keinginan persuader yang pada konteks ini adalah bidan atau perawat, dalam usaha penyembuhan pasien. Komunikasi ini juga mengandung unsur model komunikasi yang disampaikan oleh Lasswel yaitu :
Kata “Who” siapakah yang dituju? pada komunikasi teurapetik adalah pasien yang dituju oleh bidan atau perawat. Merupakan persuade yang mengharapkan bantuan atau pertolongan secara psikologis untuk menghilangkan gangguan adaptasi dilingkungan.
Kata “Says What” ini merupakan pesan. Blake dan Haroldsen (1979) menjelaskan bahwa pesan merupakan simbol yang diarahkan secara selektif yang diperuntukan dalam mengkomunikasikan informasi. Pesan yang diberikan bidan melalui tindakan perawatan merupakan strategi psikodinamika dimana bidan melakukan pendekatan dengan pasien secara emosional agar faktor kognitif pada pasien dapat berubah. Pendekatan kognitif sebagai strategi persuasi menekankan struktur internal jiwa sebagai hasil belajar. Dengan menggunakan pendekatan emosional, pesan persuasif seperti keinginan untuk sembuh dan kembali hidup normal dilingkungan diharapkan akan membangkitkan emosional pasien dengan bentuk-bentuk perilaku tertentu. Essensi dari strategi psikodinamika adalah pesan efektif bersifat mampu mengubah fungsi psikologis individual dalam hal ini adalah pasien agar mau merespon secara terbuka komunikasi persuasif yang disampaikan bidan (persuader).
Kata “In Which Channel”. Pada tahap ini pendekatan dilakukan dengan bentuk hubungan yang diarahkan kepada pertumbuhan pasien, meliputi realisasi diri, penerimaan diri, identitas dan rasa integritas diri yang tinggi, kemampuan membina hubungan interpersonal serta peningkatan fungsi dan kemampuan dilingkungan. Tahap-tahap hubungan teurapetik adalah
·         Fase Prainteraksi
·         Fase Perkenalan
·         Fase Orientasi
·         Fase Kerja
·         Fase Terminasi

Agar materi yang saya sampaikan langsung kepokok pertanyaan yang diajukan maka pada kesempatan ini saya hanya akan menjelaskan fase kerja. Pada fase kerja, bidan meningkatkan saling pengertian dengan pasien agar perencanaan tindakan keperawatan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pasien juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan secara mandiri untuk menyelesaikan masalah. Terapi juga merupakan salah satu tahap yang digunakan bidan dalam proses perawatan.
Kata “To Whom” ( penerima/ kepada siapa), hal ini tentunya ditujukan kepada pasien sebagai persuadee. Semua pesan persuasif yang disampaikan bidan ( persuader ) tentunya untuk mengubah perilaku pasien. Pada tahap ini mungkin terdapat hambatan bagi bidan untuk melaksanakan tugasnya. Hambatan ini dapat disebabkan oleh faktor mekanistis dan faktor psikologis seperti yang dikatakan oleh B. Aubrey Fisher dan faktor-faktor hambatan lainnya yang diungkapkan oleh para ahli. Namun bidan dengan keahlian yang dimiliki tentunya dapat mengatasi segala hambatan tersebut.
Kata “With What Effect” adalah dampak/ efek yang terjadi pada pasien setelah menerima pesan atau tindakan dari bidan. Kesembuhan pasien tentunya menjadi prioritas bidan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pada tahap akhir ini pasien dapat kembali membaur dilingkungan tanpa adanya kendala psikologis serta dapat bersosialisasi dimasyarakat.
Menurut  Hopkins ( 1990 ) advokasi adalah usaha untuk mempengaruhi kebijakan publik melalui bermacam-macam bentuk komunikasi persuasif. Hal ini secara jelas menyimpulkan bahwa advokasi merupakan aspek komunikasi persuasif. Menurut ahli retorika ( Foss and Foss 1980 ) advokasi diartikan sebagai upaya persuasi yang mencakup kegiatan penyadaran, rasionalisasi, argumentasi, dan rekomendasi tindak lanjut mengenai sesuatu hal.
Umumnya advokasi digunakan dalam lembaga bantuan hukum yang berfungsi membantu persuadee untuk keluar dari masalah hukum yang membelitnya. Sebagai seorang persuader, advokasi membantu memberikan bukti-bukti untuk meyempurnakan persuasinya dalam lembaga hukum misalnya dipengadilan. Advokasi dapat terjadi tidak hanya dilembaga hukum tetapi juga dibidang kesehatan maka pada bidang kesehatan dapat diartikan sebagai upaya untuk memperoleh pembelaan, bantuan atau dukungan terhadap program kesehatan.
Selain itu juga dalam advokasi diperlukan aspek yang dapat  mendukung keberhasilan komunikasi persuasif yaitu kredibilitas. Persuader yang memiliki kredibilitas yang baik di ‘mata’ persuader menambahkan keyakinan untuk menerima pesan yang disampaikan. Aspek lainnya yang turut mendukung keberhasilan advokasi dalam komunikasi persuasive adalah indentifikasi dan kesamaan. Identifikasi merupakan cara-cara yang dilakukan persuadee dalam mengatasi konflik, frustasi serta kecemasan. Sedangkan kesamaan merupakan tingkat kedekatan tersendiri antara persuadee dengan persuader dalam upaya mendukung keberhasilan advokasi.

Sumber :
Modul UT SKOM 4326
Modul UT SKOM 4314

No comments:

Post a Comment