Tuesday, September 20, 2016

Analisis dengan Pendekatan Human Relations

Apabila pada suatu organisasi terjadi konflik yang disebabkan adanya pemberlakuan peraturan yang lebih mengenakkan segelintir karyawan karena mereka memiliki "hubungan khusus" dengan pihak top management, coba Anda analisis bagaimana organisasi tersebut memecahkan konflik yang timbul dengan pendekatan human relations.
Organisasai sebagai suatu keseluruhan adalah suatu system dari kelompok-kelompok yang saling berhubungan dan membentuk suatu jaringan kerja yang makro. Teori mengenai human relations lebih rinci dikemukan oleh Rensis Likert dan dikenal dengan nama Empat Sistem Likert, yaitu :
1.      Sistem exploitative authoritative adalah pimpinan menggunakan kekuasaan “tangan besi”. Keputusan yang dilakukan tidak memanfaatkan umpan balik dari bawahan atau karyawan.
2.      Sistem benevolent – authoritative adalah sama dengan system yang pertama, hanya saja pimpinan cukup memiliki kepekaan terhadap kebutuhan karyawan.
3.      Sistem consultative, pada sistem ini pimpinan masih memegang kendali namun juga mencari masukan dari karyawan.
4.      Sistem participative management, berbeda dari ketiga sistem sebelumnya karena sistem ini memberikan kesempatan kepada karyawan untuk berpartisipasi penuh dalam proses pengambilan keputusan.
Aubrey Fisher (1990) mengatakan hal yang mendasari human relations adalah adanya kepentingan bersama ( mutual dignity ). Sedangkan Onong Uchjana Effendy membaginya dalam dua pengertian, yaitu :
1.      Arti luas, sebagai komunikasi persuasif yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam segala situasi dan semua bidang kehidupan yang pada akhirnya dapat menimbulkan rasa kebahagiaan dan kepuasan.
2.      Arti sempit, sebagai komunikasi persuasif yang dilakukan seseorang kepada orang lain secara tatap muka dalam situasi kerja (work situation) dan dalam organisasi kekaryaan (work organization) dengan tujuan untuk menggugah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat kerjasama yang produktif dan bahagia serta puas.
Dalam human relations juga perlu diketahui prinsip yang menyertainya, antara lain :
a.       Importance of the individual
Setiap individu diperlakukan sebagai yang memiliki kepentingan.
b.      Mutual acceptance
Dalam organisasi harus bersatu saling menerima, saling menghargai dan saling menghormati.
c.       Common interst
Setiap individu dalam organisasi terikat kepentingan bersama.
d.      Open communication
Keterbukaan dalam organisasi menimbulkan saling pengertian yang baik.
e.       Partisipasi pegawai
f.       Local Identify
Memberikan pujian yang tepat kepada seseorang yang layak.
g.      Local decision
Memberi kewenangan untuk memecahkan sendiri masalahnya.
h.      High moral standart,
Kebenaran dan keadilan mengenai suatu tindakan dapat disebut benar dan asli bila berdasarkan moralitas dan hak asasi manusia.
      Dari konflik organisasi niaga yang sering terjadi adalah perbedaan asumsi individu. Setiap karyawan memiliki persepsi yang berbeda mengenai kedekatan dengan pihak top management. Dari prinsisp human relations, sebenarnya dapat dikatakan sebagai Local Indentify, dimana kedekatan terjalin karena pihak top management menilai dan memberikan pujian atas kinerja pekerja yang memiliki  potensi besar dalam organisasi, baik berupa pujian, reward, kenaikan gaji atau promosi lainnya Perbedaan inilah yang sering menjadi pemicu konflik dalam organisasi. Dibutuhkan pertimbangan yang baik dalam mengambil keputusan. Dimana top management harus menyeimbangkan prinsip human relations lainnya seperti high moral standart yaitu memberikan hak yang sama kepada semua karyawan yang memang memiliki kinerja yang baik, seperti sistem terbuka atau system school. Sistem ini menekankan pada fungsi integrasi dan koordinasi pada proses, baik didalam maupun diantara organisasi. Konflik dapat diminimalisir jika organisasi bersikap terbuka ( open communication ) terhadap kriteria yang akan mendapatkan local indentify sehingga tiap karyawan dapat bersaing sehat guna mendapatkan pujian, reward, promosi atau hal lain yang dapat mendorong kinerja karyawan.
 Jika ditelisik hal ini juga berkaitan dengan prespektif dalam komunikasi organisasional, yaitu Scientific Management School. Perspektif ini menilai pandangan mekanistik tentang perilaku manusia dimotivasi secara ekonomi, dan akan merespon maksimum bila penghargaan materi diberikan sesuai dengan prestasi kerjanya. Setiap karyawan berharap mendapatkan penghargaan atas kinerjanya namun penilaian berada di top management. Open communication dalam organisasi menimbulkan pengertian yang baik antar pekerja sehingga tetap terjalin pengertian dan saling menerima terhadap keputusan yang diberikan pihak top management ( mutual acceptance ).
Salah satu contoh ilustrasi dari konflik ini misalnya, konflik yang terjadi pada karyawan yang bekerja di salah satu Kantor Pelayanan Pajak ( KPP ). Dalam rangka mensukseskan program pengampunan pajak ( tax amnesty ) sebagian Account Representative ( AR ) di masing-masing  KPP dipilih untuk memberikan informasi kepada para Wajib Pajak. Account Representative memiliki tugas :
1.      Melakukan pengawasan kepatuhan perpajakan Wajib Pajak
2.      Bimbingan /himbauan dan konsultasi teknis perpajakan kepada Wajib Pajak
3.      Penyusunan profil Wajib Pajak
4.      Analisis kinerja Wajib Pajak, rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka intensifikasi
5.      Melakukan evaluasi hasil banding berdasarkan ketentuan yang berlaku.
Pemilihan AR ini berdasarkan kinerja, pengalaman dan pengetahuan yang mendalam mengenai perpajakan. Untuk AR yang tidak terpilih hal ini dianggap sebagai bentuk “hubungan khusus” dengan top management. Namun Direktorat Jenderal Pajak ( DJP ) sebagai lembaga yang berwenang memberikan dan menargetkan bagi AR yang memiliki prestasi baik di masing-masing Kantor Pelayanan Pajak sehingga “isu” “hubungan khusus” dapat diartikan sebagai motivasi bagi karyawan untuk dapat bekerja lebih baik dan meningkatkan kualitas pemahaman dan pengetahuan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Jika dilihat hal ini berkaitan dengan dimensi analistis dalam fungsi komunikasi. Richard Farance, menekankan tiga fungsi yaitu produksi, inovasi dan pemeliharaan. Produksi mengacu pada pengarahaan, koordinasi, dan control terhadap aktivitas organisasi. Inovasi membangkitkan atau mendorong perubahan dan gagasan baru dalam system. Sedangkan pemeliharaan diartikan untuk melindungi nilai-nilai individual dan hubungan antarpribadi yang dibutuhkan untuk mempertahankan sistem.
            Dalam organisasi human relations (hubungan manusiawi) dan leadership (kepemimpinan) atau top management merupakan hubungan yang dapat menunjang suasana dan efektifitas lingkungan organisasi juga sangat berperan dalam kesuksesan seorang pemimpin dalam mengelola organisasi dan mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Ada beberapa anggapan dasar dari pendekatan human relations, yaitu :
1.      Produktivitas ditentukan oleh norma social bukan faktor psikologis
2.      Seluruh imbalan yang bersifat nonekonomis, sangat penting untuk memotivasi karyawan
3.      Karyawan biasanya memberikan reaksi terhadap suatu persoalan lebih sebagai anggota kelompok daripada individu
4.      Kepemimpinan memiliki peranan yang sangat penting dan mencakup aspek-aspek formal dan informal
5.      Penganut aliran human relations menganggap komunikasi sebagai fasilitator penting dalam proses pembuatan keputusan.
Umumnya organisasi saat ini sudah meluaskan gambaran mengenai sikap kedekatan, dimana top management maupun karyawan berusaha memiliki hubungan murni sebagai professional kerja. Dalam hubungan kerja seorang atasan atau pimpinan memahami kendala yang dialami bawahannya, walaupun tidak selalu sependapat namun berusaha bersikap menghargai perbedaan agar tercipta kepentingan bersama dalam keberhasilan pekerjaan.


Daftar Pustaka :
Modul SKOM 4329 Komunikasi Organisasi
Modul SKOM 4204 Teori Komunikasi

http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=45560

No comments:

Post a Comment