Wednesday, April 1, 2015

Difusi Inovasi Perlunya Jamban Bagi Kesehatan

Jika kita ingin mendifusikan inovasi tentang perlunya jamban bagi kesehatan pada masyarakat yang tidak terbiasa menggunakan jamban. Berikan contohnya dan bagaimana strateginya?
Menurut saya dengan cara komunikator membangun terlebih dahulu sarana dan parsarana satu atau beberapa jamban dilingkungan masyarakat setempat. Umumnya masyarakat akan lebih mudah menangkap penjelasan dengan adanya contoh yang nyata. Komunikator juga diharapkan menguasai tentang sanitasi sehingga dapat memberikan himbauan, penyuluhan dan pembinaan kepada komunikan khususnya masyarakat setempat secara tepat.
Pesan yang disampaikan tentang pentingnya jamban karena dampak dari kotoran yang dibuang disembarang tempat dapat mengundang bibit penyakit. Misalnya pada saat seekor lalat hinggap dikotoran kemudian lalat tersebut hinggap dimakanan maka bibit penyakit akan menular seperti penyakit diare. Penyakit diare merupakan penyakit yang sering terjadi pada lingkungan yang kurang bersih. Pada tahap ini komunikator mungkin tidak akan langsung mendapatkan feedback dari komunikan kecuali pada saat yang bersamaan memang sedang terjangkit penyakit. Selain itu juga diberikan penyuluhan tentang konsep jamban yang sehat seperti lubang septik tank yang tertutup serta jarak pembuatan septi tank dengan lubang sumur sekitar 10 meter karena dikhawatirkan resapan air yang menyatu jika jaraknya terlalu dekat.
Oleh sebab itu dibutuhkan saluran, dalam upaya terus menghimbau komunikan atau masyarakat setempat seperti memasang spanduk-spanduk dilingkungan sekitar maupun mengadakan penyuluhan dibalai-balai desa. Masyarakat yang belum menggunakan jamban tentunya berada diwilayah yang agak terpencil sehingga kemungkinan besar media-media komunikasi belum menjangkau wilayah tesebut. Penyuluhan yang disertai pendekatan kepada pimpinan lingkungan dirasa sebagai saluran yang tepat. Misalnya penyuluhan yang disertai kepala desa. Masyarakat akan lebih cepat menerima agen perubahannya merupakan orang dalam atau orang terdekat. Serta lebih mengerti norma-norma yang berlaku ditengah komunikan.
Setelah semua himbauan atau penyuluhan dilakukan secara rutin maka afeknya terjadi pada perubahan pola berfikir komunikan yang disertai perubahan sikap. Pada tahap ini komunikan bersedia mengadopsi difusi inovasi yang diberikan. Dengan diterimanya difusi inovasi tentunya komunikan atau masyarakat dapat lebih menjaga kesehatannya.
Difusi inovasi bukanlah hal instan yang dapat dilakukan dengan mudah karena pada prosesnya dibutuhkan waktu yang relative lama serta teknik yang matang agar komunikan perlahan tapi pasti mau menerima serta mengadopsinya.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Diare

No comments:

Post a Comment